Katedral ini kan seperti ikon ya, penjagaan jadi memang cukup ketat."
Jakarta (ANTARA News) - Pengamanan di Gereja Katedral Jakarta, Sawah Besar, Jakarta Pusat, semakin diperketat pada Minggu siang, menjelang malam Natal 2017 dan misa pertama Natal dilaksanakan sekitar pukul 17.00 WIB.
Selain terdapat pos pelayanan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, di samping pintu masuk Masjid Istiqlal, yang berada di seberang jalan Gereja Katedral Jakarta, tampak dua mobil Gegana Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan satu unit kendaraan taktis (rantis) panser Barracuda.
Dua mobil gegana dan satu rantis Barracuda serta satu tenda pleton didirikan di trotoar dan terparkir di seberang Katedral.
Beberapa aparat dan petugas pengamanan gereja berjaga dan menyisir ulang seluruh sisi dalam dan luar gereja untuk memastikan malam Natal dan perayaan Natal 2017 berjalan aman dan lancar.
Tenda-tenda besar berwarna putih dengan campuran warna biru juga membentang dari pintu masuk gereja. Tenda itu difungsikan sebagai atap bagi umat Katolik yang ingin mengikuti misa perayaan Natal. Ribuan bangku berjajar rapi di halaman gereja.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sawah Besar Komisaris Polisi Eka Bassith mengatakan bahwa situasi masih aman. Sebanyak 106 personel diturunkan untuk mengamankan perayaan malam Natal tersebut.
"Untuk pengamanan dilaksanakan sesuai dengan SOP dan protap yang dijalankan dengan jumlah personel 106 personel, ada bantuan dari TNI, Pemda, Satpol PP, satu unit jibom untuk sterilisasi dan satu pleton pasukan antianarkis," ujarnya.
Ia menimpali, "Katedral ini kan seperti ikon ya, penjagaan jadi memang cukup ketat. Dari dalam Katedral sendiri menyiapkan pengamanan sebanyak 110 orang kalau tidak salah."
Aparat keamanan mulai melakukan sterilisasi di Katedral pada Minggu (24/12) pukul 12.00 WIB.
Pengamanan serupa juga dilakukan di Gereja Theresia dan Gereja Immanuel.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan ada beberapa gereja yang mendapat pengawasan intensif.
Ia menambahkan, "Ada potensi kerawanan yang mungkin terjadi."
Pewarta: Rini Utami
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017