Jakarta (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan kekecewaannya pada pemerintah Inggris yang memberi penghargaan pada seseorang yang dinilai sebagai penghujat Nabi dari sepertiga umat dunia.
"Betapa kecewa umat Islam sedunia terhadap penghargaan semacam ini," kata Ketua MUI, KH Amidhan yang dimintai komentarnya di Jakarta, Kamis.
Ia menyatakan tidak habis mengerti apa yang dimaksud dengan kriteria "Ksatria" dari novel Rushdie itu, apakah karena keberaniannya terhadap tentangan umat Islam dunia.
"Selama ini umat Islam sudah ditindas, diserang, diadu domba, lalu sekarang diprovokasi. Saya tidak tahu maunya apa sebenarnya dunia ini," katanya.
Novel Rushdie meskipun menurut Panitia Penghargaan tersebut mungkin indah dalam hal sajak, tetapi substansinya menghujat Nabi Muhammad SAW, ujarnya.
"Salman Rushdie juga yang memulai keberanian tokoh-tokoh lain di Swiss, di Belanda dan di Denmark menghujat Islam, sayang sekali orang seperti inilah yang dinilai layak mendapatkan penghargaan," katanya.
Rushdie, yang novel "Ayat-ayat Setan"-nya menggusarkan Muslim di seluruh dunia, dihadiahi penghargaan keksatriaan atas jasanya dalam kesusasteraan pada hari ulang tahun ratu Elizabeth.
Amidhan berharap pemerintah Inggris membatalkan penghargaan yang hanya melukai umat Islam itu.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007