Kuta (ANTARA Newsa) - Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas membahas pariwisata, khususnya di Bali yang terdampak erupsi Gunung Agung.
"Kita ingin menunjukkan kepada turis, kepada wisatawan, pada dunia bahwa wisata di Bali aman," kata Presiden saat memimpin Ratas yang diselenggarakan di Werdhapura Village Center, Sanur, Bali, Jumat malam.
Presiden menjelaskan bahwa dampak erupsi Gunung Agung sebenarnya hanya beberapa wilayah yang berjarak 8-10 kilometer dari puncak gunung.
"Tadi saya sudah diberi tahu oleh Gubernur (Bali) dan Menko Kemaritiman. Artinya tempat-tempat tujuan wisata yang ada di Bali seharusnya tidak ada masalah," kata Jokowi.
Namun, lanjutnya, karena banyaknya pemberitaan Gunung Agung yang tidak akurat dan diikuti oleh keluarnya keluarnya "travel band" dari beberapa negara sehingga berdampak langsung pada penurunan aktivitas yang ada di Bali.
"Tapi tadi sore Gubernur Bali sudah menyampaikan sekarang sudah mulai kembali akan menuju pada normal kembali," ungkapnya.
Untuk itu, kata Presiden, Ratas ini dilakukan di Bali diharapkan bahwa Pulau Dewata ini tidak ada masalah dan aman bagi para wisatawan.
Jokowi mengharapkan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata terus untuk memberikan informasi yang benar dan lengkap kepada duta-duta besar Indonesia yang berada di negara-negara sahabat agar wisatawan asing banyak berwisata ke Indonesia, khususnya di Bali.
"Perlu dikerahkan kedutaan-kedutaan besar kita di luar negeri memberikan penjelasan, informasi yang akurat menyangkut keamanan berkunjung ke Bali," katanya.
Jokowi juga mengingatkan perlu adanya langkah kontigensi yang disiapkan kalau memang terjadi bencana dampak erupsi Gunung Agung.
Selain itu, Presiden juga mengharapkan Menteri Pariwisata dan Menko (Maritim) untuk mengajak pelaku-pelaku wisata, baik PHRI (Perhimpunan Hotel dan restoran Indonesia), ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies), baik maskapai-maskapai penerbangan juga memberikan informasi sehingga wisatawan ke Bali normal kembali.
"Sehingga target wisatawan yang berkunjung sesuai dengan yang sudah kita kalkulasi," harapnya.
Dalam ratas ini, Presiden juga memberikan beberapa arahan terkait destinasi baru yang juga sudah dimulai sejak satu setengah tahun ini.
"Saya hanya ingin memberikan beberapa hal yang ada di lapangan. Mungkin ini menyangkut Bappenas, kemudian PU (Kementerian Pekerjaan Umum, Bekraf (Badan Ekonomi Breatif) yang berkaiatan dengan tata ruang yang ada di 10 destanasi baru yang sudah kita tetapkan," katanya.
Jokowi berharap ketiga lembaga tersebut merancang terkait dengan tata pemukiman, baik yang berkaiatan dengan penghijauan wilayah, rencana pembangunan resort maupun hotel sebelum sasaran investasi belum masuk ke wilayah itu.
"Hal-hal seperti harus kita siapkan, pembangunan infrastruktur juga perlu kita siapkan," kata Kepala Negara.
Jokowi juga memberikan contoh, yakni potensi wisata di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, sebagai salah satu destinasi baru.
"Ini sebuah destinasi baru yang mestinya kita khususkan pada sekmen tertentu," kata Jokowi.
Presiden menyebut panjang landasan pacu (runway) dan terminal di Bandara di Raja Ampat belum siap dan juga masalah tata kota yang ada.
"Ini tugasnya Bappenas untuk mendesain, baik berkaitan dengan tata kotanya, pemukimannya, sehingga tidak campur," jelasnya.
Menurut Presiden, jika tidak ditetapkan antara letak kota dan letak lokasi wisatanya, serta fasilitas lainnya, maka akan berjalan sendir-sendiri.
"Sebaiknya kita perlu kunci sejak awal tata kotanya juga bagus, tempat wisatanya juga terkendali, kemudian hutan konservasi, hutan lindung yang ada di situ, konservasi sumber daya alam laut yang ada di situ semuanya terlindungi, terproteksi semuanya," katanya.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017