Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tarmizi Taher menyatakan penyesalannya atas penghargaan yang diberikan Ratu Inggris Elizabeth II kepada Salman Rushdie, pengarang novel "Ayat-ayat Setan", karena itu berarti menyakiti hati umat Islam Indonesia dan seluruh dunia. Menurut mantan Menteri Agama itu ketika dimintai komentarnya di Jakarta, Kamis, dalam kehidupan dunia global modern saat ini sudah seharusnya antartetangga hidup berdampingan dengan damai dan tenteram, saling menghargai, dan tidak melakukan apa yang tidak disukai tetangga. "Tetapi mentang-mentang mempunyai dominasi terhadap umat yang lain sehingga berlaku seenak udelnya, berlindung di balik kebebasan berekspresi lalu mengata-ngatai umat lainnya. Ini sungguh tidak pantas," katanya. Ia menyatakan prihatin fenomena saat ini karena beberapa negara maju dengan sengaja membuat kondisi kehidupan antar tetangga dunia tidak lagi tenteram, tidak lagi saling menghargai perasaan orang lain. "Peduli amat dengan perasaan orang lain. Dialog antarperadaban, dunia yang makin damai dan aspirasi yang sejajar untuk seluruh umat itu semua hanya di mulut saja," katanya. Ditanya apakah pemerintah perlu memanggil Duta Besar Inggris di Jakarta soal pemberian penghargaan terhadap pengarang novel yang menghujat Nabi Muhammad itu, Tarmizi mengatakan belum perlu. Rushdie, yang novel "Ayat-ayat Setan"-nya menggusarkan Muslim di seluruh dunia, dihadiahi penghargaan keksatriaan atas jasanya dalam kesusasteraan pada hari ulang tahun Ratu Elizabeth.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007