Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah tipis sebesar tiga poin menjadi Rp13.555 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.552 per dolar Amerika Serikat.
"Dolar Amerika Serikat bergerak mendatar terhadap rupiah di tengah pelaku pasar yang menantikan kabar RUU Pajak Amerika Serikat akan ditandatangani Presiden Amerika Serikat, Donald Trump," kata analis Monex Investindo Futures, Agus Chandra, di Jakarta, Jumat.
Di sisi lain, lanjut dia, investor juga sedang menantikan rilis sejumlah data ekonomi Amerika Serikat yang dapat dijadikan sebagai petunjuk arah investasi selanjutnya.
Ia menambahkan, fokus pasar juga terbagi pada pemilihan suara di Catalonia, Spanyol. Indikasi kemenangan separatis akan membuat pelaku pasar kembali melakukan kalkulasi ulang terhadap langkah investasinya. Aset mata uang yang masuk dalam kategori safe haven, seperti dolar AS akan menjadi incaran.
Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan bahwa dengan fokus pemerintah terhadap infrastruktur yang masih terus digencarkan, akan berdampak positif pada fluktuasi rupiah ke depannya.
"Dengan infrastruktur yang membaik maka aktivitas ekonomi akan terus bergerak lebih baik yang akhirnya berdampak positif pada laju ekonomi. Di tengah situasi maka akan menarik minat bagi asing untuk menempatkan dananya di dalam negeri dan membuat permintaan rupiah meningkat," tuturnya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia, Jumat (22/12), mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.558 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.545 per dolar Amerika Serikat.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017