Jakarta (ANTARA News) - Fungsionaris Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia meyakini slogan Golkar Bersih dapat diwujudkan melalui kebijakan, sikap, program, serta agenda-agenda Golkar ke depan.

"Soal diksi `Golkar Bersih`, sejauh ini saya punya keyakinan bahwa Golkar akan mampu mewujudkannya," ujar Doli di Jakarta, Jumat.

Dia menawarkan enam indikator sekaligus ujian yang harus dilewati Golkar dalam sebulan ke depan, yang menunjukkan Golkar akan pantas menyandang predikat bersih pada era kepemimpinan Airlangga Hartarto.

Indikator pertama adalah figur Airlangga Hartarto sendiri.

"Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas keberaniannya memilih diksi `Golkar Bersih` dalam slogan kampanyenya dan tema Munaslub, walaupun saya tahu tidak sedikit yang menentangnya dan berusaha menggeser dengan tema yang lain, tapi Airlangga tetap bersikukuh dan konsisten dengan diksi itu," kata Doli.

Doli mengatakan slogan itu memesankan Airlangga memang figur yang bersih, tidak punya masalah hukum, dan bebas korupsi, selain sudah terbiasa dan juga punya visi serta keinginan dalam membangun lingkungan yang dipimpinnya selalu bersih.

Indikator kedua adalah Munaslub di mana Doli bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan karena Golkar mampu menggelar Munaslub yang sama sekali bersih dan bebas dari praktik politik uang dan jual beli suara.

Indikator ketiga adalah sejauh mana Airlangga memiliki kemauan keras, konsistensi, dan dukungan kuat dari semua pemangku kepentingan untuk mampu menyusun kepengurusan yang sama sekali berwajah baru dan kontras dengan yang lama.

Mandat penuh yang diberikan oleh Munaslub kepada Airlangga menjadi modal untuk melakukan perubahan dan pembaruan.

Doli menilai, figur bermasalah atau berpotensi terjerat masalah hukum, figur pro isu korupsi, figur anti-perubahan, dan figur kontroversial penghambat pembaharuan harus dapat diganti dengan figur-figurg segar, bersih, antikorupsi, properubahan, muda, dan pendorong pembaharuan.

"Isu generasi milenial dan zaman now pun harus diikutkan menjadi variabel dalam mengisi etalase kepengurusan," kata dia.

Indikator keempat adalah petunjuk DPP Golkar berani mengambil keputusan mendorong pembubaran Pansus Hak Angket KPK. Doli mengaku pernah mendengar Airlangga memiliki rencana ini.

"Dan itu juga adalah bentuk konkret dari manifestasi salah satu keputusan rekomendasi Munaslub kemarin yang menegaskan bahwa Golkar harus ikut memperkuat KPK dan gerakan pemberantasan korupsi," kata dia.

Indikator kelima adalah sosok yang akan ditempatkan Golkar menjadi Ketua DPR menggantikan Setya Novanto. Menurut Doli, pengganti Setnov harus bersih, tidak pernah terjerat masalah hukum, serta tidak pernah, sedang, dan akan tersangkut isu korupsi.

Indikator keenam adalah pada saat Golkar menghadapi tahap akhir penetapan calon-calon Kepala Daerah awal Januari nanti. Golkar bersama partai politik lain akan masuk pada tahap finalisasi penentuan calon yang akan diusung.

Doli berharap tidak ada lagi isu kontroversial tentang adanya "mahar politik" atau surat penetapan yang "bernilai tinggi" dari calon-calon yang diusung.

"Keberhasilan enam indikator itu akan memudahkan Golkar untuk melangkah menuju Golkar Baru, Gokar Bersih, dan Golkar Bangkit, memenangkan hati rakyat serta pemilu 2019," kata Doli.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017