Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana PT Jasa Armada Indonesia Tbk dengan kode perdagangan IPCM sebagai emiten ke-36 di sepanjang tahun 201.
"Saham IPCM akan dicatatkan pada papan pengembangan BEI sebagai emiten ke-36, nanti pada tanggal 29 Desember akan ada satu perusahaan lagi yang akan dicatatkan di BEI," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat di Jakarta, Jumat.
Samsul Hidayat mengatakan bahwa aksi korporasi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) telah menjadi salah satu sarana bagi perusahaan di dalam negeri untuk menggalang dana untuk melakukan perluasan bisnis.
"Untuk memaksimalkan manfaat-manfaat itu, kami berharap agar perseroan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG). Karena hal itu akan meningkatkan kualitas dan kinerja perusahaan," katanya.
Dalam aksi korporasi itu, Jasa Armada Indonesia Tbk melepas sebanyak 1,215 miliar saham baru ke publik seharga Rp380 per saham. Dengan begitu, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo) itu meraih dana IPO sebesar Rp461,89 miliar. Pada pencatatan perdana, saham IPCM bergerak menguat 5,26 persen atau 20 poin ke level ke Rp400 per saham.
Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Masassya mengatakan daya tarik anak perusahaan itu adalah captive market, yang merupakan satu-satunya penyedia kapal pandu dan tunda di wilayah kerja IPC yang merupakan sentra perputaran uang di Indonesia, termasuk pelabuhan Tanjung Priok yang menangani sekitar 65 persen ekspor impor petikemas.
"Seluruh proses IPO, kami serahkan sepenuhnya kepada Jasa Armada. Kami berharap, dengan adanya momentum IPO dapat menjadi langkah yang baru untuk terus menumbuhkembangkan perusahaan," katanya.
Ia mengemukakan bahwa prospek pengembangan captive market sangat tinggi, dimana IPCmemiliki beberapa proyek yang dikategorikan sebagai proyek-proyek strategis nasional di antaranya Pelabuhan New Priok (Kalibaru), Kijing, Sorong, dan Cikarang-Bekasi Laut. IPC telah memperoleh pendanaan untuk pembangunan itu sekitar Rp23 triliun melalui pasar modal.
"Hal itu merupakan captive growth bagi Jasa Armada Indonesia," katanya.
Ia mengharapkan setelah Jasa Armada Indonesia Tbk resmi mencatatkan sahamnya di BEI dapat diikuti anak usaha BUMN lainnya. Pencatatan saham itu menjadi kado akhir tahun bagi BUMN maupun bagi para investor.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017