Manila (ANTARA News) – Empat orang tewas dan 11 lainnya hilang pada Kamis (21/12) setelah sebuah kapal feri dengan ratusan penumpangnya tenggelam akibat cuaca buruk di Filipina, kata regu penyelamat.
Lebih dari 200 penumpang dan awak kapal berhasil diselamatkan setelah kapal Mercraft 3 tenggelam akibat ombak ganas dalam perjalanan ke sebuah pulau terpencil, kata beberapa pejabat.
"Angin tiba-tiba berembus kencang dan kapal terpaksa berhenti saat mulai kemasukan air. Penumpang berlari ke samping sebelum kapal tersebut terbalik," kata siswa Donel Mendiola kepada radio DZMM.
"Beberapa dari kita berenang, tetapi saya melihat beberapa orang tua sudah tewas," kata Mendiola.
"Dua pria dan dua perempuan tewas, sementara upaya pencarian mereka yang masih hilang dihentikan untuk malam ini," ujar Ron Crisostomo, seorang pejabat pertahanan sipil di kota Infanta dekat Real kepada AFP.
"Saat itu hujan dan berangin. Tidak lagi aman bagi regu penyelamat, tetapi operasi pencarian akan terus berlanjut besok," kata Crisostomo.
Janet Balili, anggota dewan daerah, kepada televisi ABS-CBN, mengatakan 11 orang masih hilang.
Stasiun TV tersebut menyiarkan para penyelamat membawa korban luka-luka ke rumah sakit. Empat kantong mayat juga terlihat sedang diletakkan di lantai.
Kapal itu terbalik antara pulau terpencil Polillo dan kota Real, sekitar 70 kilometer (45 mil) di Timur Manila, menjelang tengah hari (0400 GMT), kata coastguard.
Disebutkan, feri membawa 251 penumpang dan awak ketika ia meninggalkan pelabuhan Real menuju Polillo, 2,5 jam perjalanan.
"Kami yakin cuaca adalah faktor besar dalam kecelakaan," kata juru bicara coastguard Armand Balilo dalam konferensi pers di Manila.
Feri berlayar pada saat Badai Tropis Tembin melanda Filipina Selatan, hampir seribu kilometer jauhnya.
Kapal, yang berlisensi untuk membawa penumpang hingga 286 orang itu, diizinkan untuk berlayar karena tidak ada peringatan badai di sekitar Real atau Polillo, kata Balilo.
Pemerintah telah menyarankan warga Filipina yang berencana untuk mudik ke provinsi asal mereka untuk merayakan Natal agar melakukannya lebih awal dari biasanya untuk menghindari cuaca buruk yang diperkirakan melanda sebelum liburan.
(hs)
Pewarta: Antara
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017