Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Kamis sore melemah tajam hampir mencapai Rp9.000 per dolar AS karena aksi lepas rupiah makin kuat. Rupiah bergerak menjadi Rp8.990/8.995 pada sore dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.902/8.930 atau melemah 88 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan tekanan terhadap rupiah makin kuat karena kebutuhan perusahaan BUMN untuk membayar hutang yang jatuh tempo cukup besar. Karena itu rupiah makin merosot hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS, ujarnya. Meski tertekan, menurut dia rupiah tidak akan menembus level Rp9.000 per dolar AS melihat kembali masuknya dana investor asing ke pasar saham maupun pasar uang. Investor asing aktif membeli saham dan obligasi karena mereka melihat lahan investasi di dalam negeri masih cukup menarik, katanya. Rupiah, lanjutnya kemungkinan akan kembali menguat, apabila kebutuhan dolar AS oleh perusahaan mulai berkurang. Selain itu, bank sentral Jepang (Boj) dan bank sentral AS (The Fed) yang berencana menaikkan suku bunganya terjadi dalam waktu tidak lama, katanya. Meski rupiah terpuruk, menurut dia masih stabil, karena fundamental ekonomi makro Indonesia cukup baik yang terlihat dengan makin turunnya inflasi. Rupiah tertekan oleh merosotnya pasar saham regional yng terus berlanjut dan melemahnya yen terhadap dolar AS yang mencapai 123,49 poin dari sebelumnya 123,35 yen per dolar AS mengakibatkan pelaku cenderung membeli dolar AS, katanya. Mengenai melemahnya yen terhadap dolar, menurut dia, karena ada kekhawatiran para pelaku terus melakukan aksi "carry trade" untuk mengambil untung sejalan dengan melemahnya yen. Dolar AS terhadap yen menjadi 123,49, euro menjadi 164,49 yen dan euro terhadap dolar AS menjadi 1,3396.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007