Bengkulu (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan Indonesia harus terus berjuang, tidak kendor dalam menyikapi persoalan Palestina di PBB yang akan membahas keputusan sepihak Presiden AS Donald Trump terkait pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
"Indonesia jangan kendor, justru inilah momentum yang sangat baik untuk melakukan reformasi bagi PBB untuk menghadirkan organisasi internasional yang betul-betul adil, betul-betul beradab dan menegakkan demokrasi, pinsip hak asasi manusia dan menghormati kesepakatan-kesepakatan internaisonal," katanya di Bengkulu, Kamis.
HNW menyampaikan hal itu menanggapi ancaman Presiden AS Donald Trump untuk menghentikan bantuan terhadap negara-negara yang menolak keputusannya dalam sidang umum istimewa PBB yang diajukan oleh negara-negara Arab. Sidang tersebut diagendakan pada Kamis waktu setempat di markas besar PBB di New York, AS.
HNW memuji Pemerintah Indonesia yang secara tegas menolak keputusan sepihak Donald Trump, dan mengajak negara-negara Organisasi Kerja Sama Islma (OKI), bersatu-padu untuk mengingatkan dan mengonsolidasikan diri dalam sidang istimewa PBB.
Sebelumnya, Amerika Serikat memveto draf resolusi Dewan Keamanan PBB yang menolak keputusan Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Ia mengatakan, keputusan Trump tersebut membuktikan bahwa Amerika Serikat kini telah mengubah dirinya menjadi negara yang memaksakan kehendak dan tidak lagi menjunjung tinggi institusi hukum-hukum internasional, dan jauh dari kesan kampiun demokrasi yang digembar-gemborkan.
"Menjadi sangat aneh negara yang katanya kampiun demokrasi tapi kemudian memaksakan kehendak bertentangan dengan resolusi lembaga-lembaga internasional termasuk PBB bahkan kemudian mengancam-ancam termasuk mengancam mencabut bantuan bagi negara yang setuju dengan resolusi untuk menolak klaim sepihak dari Trump," katanya.
Menurut dia, kini Amerika Serikat tidak layak untuk dijadikan rujukan dalam berdemokrasi, apalagi untuk menghadirkan perdamaian di Timur Tengah.
Pewarta: M Arif Iskandar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017