Kebijakan itu sekaligus membuat sejumlah produk olahan ganja terdaftar dalam barang dagang resmi di negara yang tengah bergulat menghentikan praktik perdagangan obat terlarang tersebut.
Meksiko mengesahkan legalitas penggunaan ganja untuk keperluan kesehatan dan keilmuan pada Juni 2017, namun mempertahankan larangan penggunaan untuk kebutuhan relaksasi dan penanaman.
Arturo Tornel, juru bicara otoritas kesehatan Meksiko, Komisi Federal untuk Perlindungan terhadap Risiko Sanitasi atau Cofepris, mengatakan bahwa badan tersebut berencana menerbitkan aturan izin untuk barang mengandung ganja dalam beberapa hari, yang memungkinkan barang tersebut masuk ke pasar Meksiko segera sebulan berselang.
Dia menambahkan bahwa Cofepris mengharapkan penyalur dan pengecer mengimpor barang-barang tersebut, dengan beberapa perusahaan yang pada akhirnya memproduksi barang di Meksiko menggunakan ganja yang tumbuh di luar negeri. Peraturan tersebut tidak berlaku untuk penjualan ganja murni.
Kebijakan tersebut menimbulkan perdebatan saat Meksiko sedang berjuang menghentikan perdagangan narkoba, sumber pendapatan utama untuk kartel obat bius yang telah membunuh 140 ribu orang di Meksiko selama satu dekade terakhir.
Kartel Meksiko masih menghasilkan jutaan dolar dari penyelundupan ganja ke Amerika Serikat, terlepas dari tren menuju peresmian ganja pada utara perbatasan negara.
Argentina, Chile, Kolombia, Peru dan Puerto Riko juga telah meresmikan ganja untuk keperluan medis, dan Uruguay mengalami peledakan produksi pada 2013 dengan menjadi negara pertama yang mengizinkan penanaman komersial dan distribusi tanaman ganja.
Ganja hiburan masih dilarang secara luas di Meksiko, namun pada 2015, Mahkamah Agung mengabulkan hak empat orang untuk mengembangkan ganja mereka untuk penggunaan pribadi, yang membuka pintu untuk peresmian ganja.
Pewarta: Devi Nindy
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017