Bandarlampung (ANTARA News) - Sejumlah pedagang menyebutkan Operasi Pasar oleh Bulog telah menekan harga beras di Provinsi Lampung, terutama beras kualiitas rendah karena harga beras Bulog dijual lebih murah namun dengan mutu lebih baik.
"Pembeli OP Beras Bulog cukup banyak, dalam sehari bisa terjual seratusan kilogram di tempat saya. Mutunya cukup bagus," kata Rodjie, pengecer beras di Pasar Tugu Bandarlampung, Kamis.
Ia menyebutkan harga beras operasi pasar Bulog adalah Rp8.000 per kg, padahal harga beras kualitas rendah mencapai Rp10.000/kg, dan beras kualitas medium dan premium antara Rp10.500- Rp13.000/kg.
Para pedagang lainnya di Pasar Tugu juga menjual beras hasil operasi pasar Bulog itu, tetapi warga setempat umumnya lebih menyukai beras lokal karena mutunya lebih bagus meski harga lebih mahal dibandingkan beras operasi pasar Bulog.
"Pasokan beras tetap lancar. Selain itu, tidak ada lonjakan pembelian beras," kata Rodjie.
Lampung termasuk sentra penghasil beras nasional dengan target produksi 4,4 juta ton 2017. Sebagian beras itu juga dipasok ke daerah lain.
Para pedagang menyebutkan stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan warga daerah ini enjelang Natal dan Tahun Baru.
"Bulog Divre Lampung memastikan stok beras aman hingga Maret 2018. Masyarakat Lampung tidak perlu khawatir akan kekurangan stok pangan menjelang Natal dan Tahun Baru," kata Kepala Perum Bulog Divre Lampung Muhammad Attar Rizal.
Bulog Divre Lampung memiliki stok beras 24.000 ton yang aman hingga tahun depan.
Bulog Divre Lampung menggelar operasi pasar cadangan beras pemerintah mulai akhir November 2017, menyusul naiknya harga eceran beras.
Pewarta: Hisar Sitanggang
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017