Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pengawas Pasar Modal/Lembaga Keuangan (Bapepam/LK) Fuad Rahmany mengatakan investor asing menjadi "driver" utama kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEJ pada semester I yang mencapai sekitar 17,78 persen. "Kita lihat pada Januari-Februari `capital inflow`-nya negatif dan indeksnya ikut turun. Kemudian Maret-Juni nalik lagi `capital inflow`-nya dan bursa naik lagi. Jadi ini menunjukkan bahwa indeks kita didorong oleh investor asing," kata Fuad dalam acara "Review Capital Market Mid Year" di Jakarta, Kamis. IHSG yang ditutup pada 1.836,52 pada Desember 2006 mencapai rekor tertinggi 2.161,074 pada Rabu (20/6) lalu. "Tidak apa kalau orang takut dan bilang itu `hot money`. Saya tidak ada masalah dengan itu karena kita harus `welcome` mereka karena dulu kita harus kerja keras untuk menarik investor asing," katanya. Menurut data Bapepam, pada Mei 2007, terjadi aliran modal masuk hingga Rp23,35 triliun. Dan sejak Januari-18 Juni 2007, investor asing dalam posisi "net buy" sebesar Rp14,09 triliun. Hal yang harus diperbaiki, jelasnya, adalah bagimana mendorong investor domestik untuk mengimbangi sepak terjang investor asing melalui sosialisasi ke daerah-daerah dan menjaring investor ritel. Salah satu program yang akan dilakukan Bapepam, katanya, adalah melindungi investor dengan memberikan kondisi dengan tingkat resiko yang bisa diukur. "Kalau regulasinya tidak jelas, dan perlindungan investor tidak ada, tentunya investor merasa resikonya tidak bisa diukur," katanya Namun, tambahnya, banyaknya investor yang ingin mencicipi pasar modal, tidak dapat diimbangi oleh jumlah perusahaan publik yang tercatat karena hingga Juni 2007 baru ada sekitar 340-an, dengan 60 persen kapitalisasi pasar yang telah mencapai Rp1.483,95 triliun dikuasai oleh hanya 20 perusahaan saja. Sehingga, katanya, terlihat bahwa kecepatan kenaikan indeks tidak diimbangi oleh kenaikan perusahaan baru yang terdaftar. Dan berdasarkan hukum permintaan, harga saham akan terkerek ke atas hingga menjadi "over priced", jika jumlah investor terus bertambah. Oleh karena itu, ujarnya, dirinya sangat mendukung keinginan Meneg BUMN untuk menambah BUMN yang tercatat di bursa saham. "34 persen kapitalisasi pasar dikuasai oleh 12 BUMN. Jadi BUMN itu penting," katanya. Dia menambahkan rasio kapitalisasi pasar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 19 Juni 2007 mencapai 44,79 persen. "Ini masih rendah dibanding Malaysia yang telah mencapai 80 persen," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007