Jakarta (ANTARA News) - Menlu Hassan Wirajuda mengatakan pemberian gelar Ksatria oleh Ratu Inggris pekan lalu pada penulis kontroversial Salman Rushdie dapat mempengaruhi upaya perbaikan hubungan antar-peradaban, budaya dan agama. "Dari segi waktu, saya katakan tidak tepat untuk menciptakan suasana kondusif dan saling pengertian yang lebih baik dari hubungan antar peradaban, budaya dan agama," kata Menlu, usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima tiga dubes negara sahabat, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis. Menurut Menlu, sosok Salman Rushdie sudah menjadi kontroversi sejak dia mengarang buku "Ayat-ayat Setan" pada 1988, yang mendapat tentangan dari dunia Islam, termasuk Indonesia. Namun, Menlu mengakui dirinya belum mengetahui secara rinci mengenai pemberian gelar Ksatria oleh Ratu Inggris itu, apakah berdasarkan karyanya atu pengabdiannya. Pemberian gelar Ksatria oleh Ratu Inggris Elizabeth II terhadap Salman Rushdie telah memicu kemarahan masyarakat di sejumlah negara, seperti Iran, Pakistan dan Malaysia. Kementrian Luar Negeri Iran, Rabu, telah memanggil Dutabesar Inggris unbtuk Iran, Geoffrey Adams, karena pemberian gelar itu diangggap sebagai perbuatan memanas-manasi, yang membuat marah satu setengah miliar Muslim di seluruh dunia. Pemerintah Pakistan Selasa 19 Juni juga memanggil dutabesar Inggris untuk negara itu dan menyampaikan bahwa pemberian gelar Ksatria untuk pengarang Salman Rushdie menunjukkan sikap yang tidak peka dan berlawanan dengan usaha membina pengertian di antara agama. Parlemen Pakistan juga menyetujui resolusi mencela pemberian gelar itu dan menteri urusan agama menyatakan kehormatan itu bisa digunakan untuk membenarkan pemboman jibaku. Sedangkan sejumlah pendukung partai Islam Malaysia, Rabu, berunjukrasa di luar Kedubes Inggris menolak pemberian gelar itu, sambil meneriakkan slogan "Hancurkan Salman Rushdie" dan "Hancurkan Inggris". "Itu mencemari keseluruhan kesatriaan, seluruh kehebatan pranata Inggris," kata bendahara partai Islam, Hatta Ramli. Sebelumnya, pada 1989 pemimpin rohani Iran Ayatollah Khomeini menjatuhkan hukuman mati atas Rushdie untuk perkara penghujatan terhadap umat Islam yang termuat dalam buku "Satanic Verses" itu. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007