Kami berterimakasih kepada BT atas usulan mereka, namun kami memutuskan bahwa hanya pendekatan regulasi yang bisa memastikan seluruh warga Inggris bisa berselancar di dunia maya dengan cepat di mana saja mereka tinggal atau bekerja."

London (ANTARA News) - Rumah dan tempat usaha di Inggris akan mendapatkan hak meminta pita lebar berkecepatan tinggi pada 2020.

Hal itu dapat terjadi setelah pemerintah setempat memberlakukan aturan baru terkait hal tersebut untuk membantu 1,1 juta bangunan, yang saat ini tidak mendapatkan layanan Internet layak, lapor Reuters.

Pada Rabu, pemerintah Inggris mengatakan menolak usul perusahaan penyedia layanan Internet, BT, yang lebih memilih meningkatkan kecepatan kepada pelanggan daripada memenuhi kewajiban menyediakan layanan kepada seluruh warga.

Semua perusahaan penyedia jaringan Internet pada 2020 diharuskan memberikan layanan berkecepatan minimal 10 Mbps di seluruh wilayah Inggris.

Dalam rencana tersebut, perusahaan penyedia jaringan punya kewajiban hukum untuk memberikan layanan internet berkecepatan tinggi kepada semua orang yang meminta.

Badan regulasi internet Inggris, Ofcom, mengatakan bahwa sampai pada bulan ini ada sekitar empat persen bangunan di negara tersebut, atau sekitar 1,1 juta, yang tidak bisa mengakses internet berkecepatan minimal 10 Mbps.

Inggris adalah negara yang relatif tertinggal di banding tetangga mereka di Eropa dalam memberikan jaringan internet kabel fiber di rumah-rumah.

"Kami berterimakasih kepada BT atas usulan mereka, namun kami memutuskan bahwa hanya pendekatan regulasi yang bisa memastikan seluruh warga Inggris bisa berselancar di dunia maya dengan cepat di mana saja mereka tinggal atau bekerja," kata Menteri Kebudayaan Karen Bradley.

Koneksi internet yang buruk selama ini memang selalu menjadi keluhan para pelaku usaha kecil, kata Ofcom, yang menambahkan bahwa ada 230.000 pengusaha kecil yang tidak mendapat layanan internet memadai.

Sementara itu, dalam usulan BT, 98,5 persen bangunan di Inggris akan memiliki internet kabel pada 2020 dengan biaya 803 juta dolar AS, sementara 0,7 persen akan mengakses internet dari kombinasi koneksi kabel dan tanpa kabel.

Sebanyak 0,8 persen sisanya, yang umumnya berada di wilayah terpencil yang sulit dijangkau, akan dijangkau melalui satelit.

Setelah usulan tersebut ditolak, BT mengaku menghormati keputusan pemerintah Inggris.

"BT akan berusaha memenuhi kewajiban memberikan layanan internet yang memadai bagi semua orang di Inggris. Kami juga akan terus mengeksplorasi pilihan komersial untuk menyediakan kecepatan yang lebih tinggi bagi mereka yang berada di wilayah yang sulit terjangkau," kata BT dalam pernyataan tertulis.

"Kami menunggu penjelasan lebih lanjut dari pemerintah terkait definisi peraturan hak internet universal, termasuk mekanisme pembiayaannya," kata mereka.

Pesaing usaha BT, Talk Talk, mengatakan pemerintah memilih keputusan tepat.

"Jaringan Internet telah menjadi keperluan semua orang, dan sangat panting bagi masyarakat untuk mempunyai akses yang cepat dan murah," kata kepala eksekutif Talk Talk, Tristia Harrison.

"Dengan memilih aturan resmi daripada janji, yang tidak ditepati, pemerintah memastikan bahwa pelanggan akan mendapatkan kecepatan minimal dalam harga terjangkau," kata dia.

(Uu.G005/B002)

Pewarta: LKBN Antara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017