Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) mengungkapkan, perbaikan trafo Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya Unit 5, Banten berdaya 600 MW yang mengalami kerusakan, membutuhkan waktu selama satu tahun.
Direktur Pembangkitan dan Energi Primer PLN Ali Herman Ibrahim di Jakarta, Kamis mengatakan, saat ini, pihaknya tengah mencari suku cadang sejumlah alat yang rusak.
"Perbaikannya perlu waktu satu tahun," katanya.
Sistem kelistrikan Jawa-Bali diperkirakan mengalami defisit 500 MW menyusul terjadinya gangguan di lima pembangkit secara bersamaan.
Kelima pembangkit itu adalah PLTU Paiton Unit 7 berdaya 600 MW yang mengalami gangguan peralatan kipas udara, PLTGU Cilegon yang kini memasok sekitar 100 MW karena ketiadaan gas, dan PLTU Cilacap Unit 2 300 MW karena air laut yang surut, sehingga mengurangi pendinginan.
Selain itu, PLTGU Muara Tawar 6x140 MW karena gangguan pasokan BBM dan PLTU Suralaya Unit 5 600 MW karena gangguan trafo.
Ali mengatakan, pihaknya sedang meneliti penyebab air laut di Cilacap surut, sementara di tempat lain seperti Parangtritis, DIY tidak surut.
"Namun, pada Kamis pagi, PLTU Cilacap Unit 2 sudah dioperasikan lagi," katanya.
Ali juga mengatakan, perbaikan kerusakan tali kipas di PLTU Paiton Unit 7 berdaya 600 MW diharapkan selesai Sabtu (23/6).
Dengan defisit 500 MW maka wilayah Jabar dan Banten mendapat beban pemadaman 184 MW, Jatim 119 MW, DKI Jakarta 90 MW, Jateng dan DIY 87 MW, dan Bali 20 MW.
Selain PLTU Cilacap Unit 2, PLN juga akan menghemat pemakaian BBM di PLTGU Muara Tawar sejak Kamis pagi, guna menghindari pemadaman.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007