Bogor (ANTARA News) - Ketua Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (TEP-FATETA-IPB), Dr Ir Wawan Hermawan mengemukakan, riset yang telah dilakukan selama ini, sudah menghasilkan teknologi yang digunakan publik baik dari kalangan industri maupun masyarakat. "Hasil penelitian tersebut berupa rancang bangun alat, mesin dan perlengkapan produksi yang sudah dipesan pihak pengguna termasuk instansi pemerintah dan industri," katanya di Bogor, Jabar, Kamis. Ia mencontohkan, di antara teknologi hasil riset yang sudah digunakan adalah mesin perontok dan `huller` buru botong, yang dipesan Pemda Pulau Buru Ambon, vibrator dan destilator yang dipesan Badan Riset Kelautan dan Perikanan serta Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Selain itu, mesin pengupas biji mete, yang dipesan Dinas Pertanian Nusa Tenggara Barat, subsoiler getar untuk budidaya tebu lahan kering, yang dipesan PT Rajawali Nusantara Indonesia, mesin pengolahan kompos tandan kosong kelapa sawit, yang dipesan PT Tidar Kerinci Agung Solok Padang. Bahkan ada pula mesin `juicer` dan alat distilasi, yang dipesan Edelstein Malaysia, `specific gravityseparator` dan `elemen ball tea` yang dipesan PT KBP Chakra Bandung. Juga mesin penanganan penyumbatan saluran drainase jalan tol oleh PT Citra Marga Jakarta dan alat pemupuk mekanis yang dipesan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI. Sehubungan dengan hasil penelitian itu, kata Wawan Hermawan, pekan lalu, TEP-FATETA-IPB menggelar Temu Bisnis Agro-Machinery 2007 dengan tema "Membangun Kerjasama antara Perguruan Tinggi Industri dan Pemerintah dalam Pengembangan Alat serta Mesin Pertanian". Rektor IPB, Prof Dr Ir Ahmad Anshori Mattjik mengatakan, temu bisnis tersebut merupakan kegiatan yang sesuai dengan harapan yang dicita-citakan yakni menggandeng kalangan industri/bisnis dan pemerintah dalam mendiseminasi hasil-hasil penelitian IPB kepada masyarakat luas.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007