Jakarta (ANTARA News) - Mantan Duta Besar Australia untuk Indonesia Allan Taylor, AM meninggal dunia di Canberra, Australia hari Selasa lalu, demikian keterangan yang diberikan Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Kamis.
Perdana Menteri John Howard menyampaikan penghormatan kepada Allan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kemarin yang menyatakan bahwa dirinya kenal baik dengan Allan pada saat ia bertugas sebagai Kepala Divisi Internasional Departemen Perdana Menteri dan Kabinet.
"Saya sangat hormat kepadanya atas pengalamannya, keyakinannya dan lebih dari itu kepekaannya yang luar biasa dalam membuat keputusan," kata PM Howard.
"Saya yakin benar bahwa sukses Allan sebagai diplomat adalah karena sikapnya yang bijaksana, gayanya yang sederhana dan pesonanya yang alami dan semua orang yang mengenalnya akan mengenangnya dengan suka cita. Ia membawa atribut-atribut ini dalam setiap peran pentingnya yang begitu banyak yang ia jalankan dengan dedikasi dan martabat tinggi," lanjutnya.
Atas nama pemerintah, saya ingin menyampaikan secara terbuka penghargaan hangat saya atas jasa-jasa sepanjang hidupnya bagi kepentingan nasional Australia dan rakyatnya, kata Perdana Menteri.
"Hati dan doa kami menyertai Carol dan keluarga Allan," tambahnya.
Allan Taylor menjabat sebagai ketua lembaga Australia-Indonesia Institute (AII) dan pernah dua kali bertugas sebagai diplomat Australia di Jakarta, terakhir sebagai Duta Besar Australia dari 1993 hingga 1996.
Beliau bergabung dengan lembaga yang pada waktu itu dikenal dengan nama Departemen Urusan Luar Australia pada 1966.
Awal karirnya dimulai dengan bertugas sebagai diplomat di Islamabad, Bangkok dan Jakarta.
Allan menjabat sebagai Duta Besar di Nigeria dan Duta Besar di Papua Nugini, sebelum kembali ke Jakarta sebagai Duta Besar pada 1993. Ia juga mengisi berbagai jabatan senior di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan dan Departemen Perdana Menteri dan Kabinet.
Jabatan terakhir Allan di pemerintahan sebelum pensiun adalah Direktur Jenderal Badan Intelijen Rahasia Australia dari 1998 hingga 2003.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007