Manila (ANTARA News) - Pemerintah Presiden Filipina Rodrigo Duterte memilih keluar dari program bantuan pembangunan utama Amerika Serikat (AS) yang mewajibkan penerimanya mendukung demokrasi dan memerangi korupsi.
Juru bicara Duterte Harry Roque mengatakan Manila memutuskan tidak merundingkan "kesepakatan" kedua dengan Millennium Challenge Corporation (MCC), yang menyediakan bantuan 433,9 juta dolar AS (sekitar Rp5,89 triliun) untuk proyek penanggulangan kemiskinan di Filipina pada 2010.
"Kami memilih keluar dari Millennium Challenge kedua," kata Roque kepada wartawan pada Selasa (19/2).
Millennium Challenge, yang dibentuk oleh Kongres AS pada 2004, memberikan dukungan dana hibah besar bagi negara-negara miskin yang berkomitmen terhadap tata kelola pemerintahan yang baik dan kebebasan ekonomi -- yang diyakini sebagai faktor kunci untuk mengatasi kemiskinan.
"Pemerintah Filipina memutuskan untuk tidak melanjutkan pengembangan kesepakatan kedua MCC," kata juru bicara Kedutaan Besar AS Molly Koscina kepada AFP.
MCC mengumumkan pada Desember 2015 bahwa Filipina memenuhi syarat untuk mendapatkan pendanaan AS guna mengembangkan program multitahun kedua.
Namun setahun kemudian Kedutaan Besar AS mengumumkan bahwa perusahaan tersebut memutuskan untuk menangguhkan pemungutan suara mengenai kesepakatan kedua dengan Filipina, mengutip "keprihatinan mendalam" mengenai aturan hukum Duterte.
Roque mengatakan prioritas mendesak Manila berkisar pada pembangunan kembali kota Marawi yang rusak akibat pertempuran lima bulan dengan militan isis tahun ini, yang menewaskan 1.100 orang.
"Keputusan untuk mundur itu karena prioritas penting pemerintan adalah membangun kembali Marawi," katanya sebagaimana dikutip AFP.
"Saya pikir membangun kembali Marawi tidak akan memenuhi kualifikasi untuk mendapat pendanaan badan," ia menambahkan.
Ia mengatakan bahwa setiap proyek yang didanai MCC membutuhkan dampingan dana dari Manila.
Roque membantah keputusan Manila menolak bantuan terkait dengan tuduhan campur tangan asing yang disampaikan Duterte. "Tidak, tidak sama sekali," katanya.
MCC dalam situsnya menyatakan telah menginvestasikan lebih dari 13 miliar dolar AS untuk mendukung proyek anti-korupsi, demikian juga dengan hak atas lahan, pertanian, pendidikan, energi, kesehatan, transportasi dan pasokan air.
Perjanjian pendanaan pertama Filipina dan MCC digunakan untuk mengurangi pengelakan pajak, untuk pembangunan jalan, dan proyek skala kecil untuk memperbaiki kehidupan warga miskin di pedalaman. (mr)
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017