Pekanbaru (ANTARA News) - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/Airnav Indonesia) mengusulkan besaran investasi sebesar Rp2,6 triliun atau naik 20 persen dari investasi 2017, yaitu Rp2,2 triliun.

"Kita sudah mengajukan ke Kementerian Perhubungan tapi belum disetujui, kan kalau rencana invetasi harus persetujuan Menhub dulu," kata Direktur Operasi Airnav Indonesia Wisnu Darjono memantau kesiapan Natal dan Tahun Baru 2018 di Pekanbaru, Selasa.

Wisnu mengatakan investasi tersebut untuk membiayai sejumlah program pada 2018, rinciannya usulan program baru sebanyak 113 program dengan kebutuhan investasi Rp534 miliar dan melanjutkan 126 program sebelumnya Rp1,8 triliun.

Program-program termasuk membangun menara pengatur lalu lintas udara atau ATC Tower, yaitu di Bandara Kertajati, Semarang, Denpasar, Balikpapan, Silangit, Banjarmasin, Ilaga, Wamena, Palu, Solo, Luwuk, Lampung, Dekai, Miangas, Muara Teweh, Sintang, Letung dan Bengkulu.

Sementara itu, untuk pemasangan rada ADS-B, yaitu di Sentani, Senggeh, Wamena, Dekai, Borme, Oksibil, Elelim dan Putusibau.

"Untuk `upgrade` ADS-B juga ada di 14 lokasi dan yang penggantian di enam lokasi," katanya.

Selama ini, Wisnu menuturkan, porsi untuk investasi masih sekitar 40 persen, sementara untuk operasional 60 persen dan akan didorong menjadi 50:50.

"Tapi, kami ini sifatnya `cost-recovery`, tidak sedikitpun dari APBN dan uang diputar kembali untuk investasi," katanya.

Dia memastikan investasi terus berjalan agar fasilitas sarana, baik navigasi maupun komunikasi terjaga dengan baik, sehingga operasi bisa dilakukan secara optimal.

"Sampai ke depan pun, kami akan meningkatkan kualitas layanan dengan menjaga fasilitas supaya lebih bai, mengganti yang lama dengan yang baru dan memperbaiki yang sudah rusak," katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017