Jakarta (ANTARA News) - Selama ini banyak orang yang masih menganggap anemia sama dengan tekanan darah rendah. Padahal bukanlah demikian.
Merujuk pada definisi badan kesehatan dunia, WHO, anemia merupakan kondisi di mana kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal.
Dengan kata lain, seorang disebut mengalami anemia bila jumlah sel darah merahnya tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologi tubuh.
Sementara tekanan darah rendah adalah keadaan saat tekanan darah seseorang lebih rendah dari tekanan normal 120/80 mmHg. Kondisi ini merupakan salah satu gejala umum anemia.
Gejala anemia lainnya yakni warna kulit di wajah, bibir, telapak tangan terlihat pucat, mudah merasa lelah dan otot lemas, pusing, sulit berkonsentrasi dan gangguan emosi.
Kendati begitu, untuk memastikan seseorang mengalami anemia atau tidak, dia harus menjalani pemeriksaan biokimia darah, biasanya ferritin atau hemoglobin.
"Kalau saat tes hemoglobin ternyata normal, jangan senang dulu. Sebaiknya periksa kadar ferritin agar tahu Hb simpanannya," ujar ahli gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM UI, DR. Ir. Diah M. Utari, MKes kepada ANTARA News di Depok belum lama ini.
Apa penyebab anemia dan cara mengatasinya?
Diah mengatakan sekitar 60-70 persen anemia terjadi karena kekurangan zat besi, salah satunya dari makanan.
"Infeksi karena kecacingan juga bisa menjadi penyebab anemia, juga malaria, TBC dan HIV/AIDS," kata dia.
Oleh karena itu, mengonsumsi pangan sumber zat besi bisa menjadi cara mencegah anemia, yakni pangan hewani antara lain hati, daging, daging unggas dan ikan.
"Absorbsi mencapai 10-20 persen. Pangan hewani juga merupakan sumber vitamin B12," tutur Diah.
Selain itu ada pangan nabati sumber zat besi antara lain bayam, kangkung, daun singkong, daun kelor, tempe, tahu dan kacang-kacangan.
Namun, absorbsi pangan ini hanya 1-7 persen, berbeda jauh dengan pangan hewani.
Bila perlu, tablet tambah darah (TTD) juga bisa menjadi cara mengatasi anemia, terutama wnaita usia subur (remaja putri dan wanita pekerja).
"TTD berisi 200 mg ferrous sulfat ditambah 40 mcg asam folat, diminum sekali seminggu. Hanya harus ingat, tidak dikonsumsi bersaman dengan teh, kopi, susu karena menganggu penyerapan zat besi," papar Diah.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017