Medan (ANTARA News) - Masyarakat perlu mempertanyakan eksistensi dan kebenaran oknum teroris di Indonesia yang dewasa ini banyak ditangkap kepolisian. Dekan Fakultas Ushuluddin (Theologi Islam-red) IAIN Sumut, DR.H.Ramli Abdul Wahid, mengemukakan hal itu kepada ANTARA di Medan, Kamis. Menurut dia, ada keraguan di tengah masyarakat mengenai karakter mereka yang dikatakan teroris ketika mereka menjalani proses pemeriksaan pihak berwajib. Umumnya kelompok atau seorang teroris itu memiliki militansi yang tinggi dan kerahasiaan jaringannya sangat dilindungi dengan taruhan nyawa. Militansi dan prinsip untuk memegang teguh kerahasiaan kelompok mereka sangat diutamakan, bahkan melebihi kelompok Mafia sekalipun, ujarnya. Namun herannya melihat kenyataan yang ada, teroris di Indonesia hari ini ditangkap, besok sudah mengaku dan membeberkan jaringannya, sehingga tidak tampak sedikitpun militansi mereka, katanya. Selain perlu mempertanyakan eksistensi mereka yang dikatakan teroris dan sudah ditangkap itu, tambahnya, perlu dikritisi konsep jihad yang selama ini mereka yakini. Menurut Anggota Komisi Bidang Fatwa MUI Sumut itu, yang mereka terapkan selama ini bukanlah konsep jihad, namun Irhabiyah, yakni menakut-nakuti dan memerangi tanpa pandang bulu. Jihad itu adalah menegakkan kebenaran dengan cara yang sah dan benar. Dalam Islam sendiri ada aturan yang harus dipatuhi walau dalam kondisi perang sekalipun, seperti tidak boleh membunuh anak-anak, wanita, sipil yang tidak bersenjata dan menghancurkan pohon-pohonan. Konsep Irhabiyah yang mereka terapkan berkonotasi negatif, beda dengan jihad yang sesungguhnya, karena itu muncul pertanyaan apakah teroris yang sudah ditangkapi benar-benar teroris, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007