Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah, Kamis pagi, melemah tajam mendekati posisi Rp9.000 per dolar AS, akibat aksi lepas rupiah yang mendominasi pasar oleh pelaku lokal. Rupiah bergerak menjadi Rp8.975/8.985 pada pagi dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.902/8.930 atau melemah 73 poin. Pengamat pasar uang, Adwin Sinaga, mengatakan, di Jakarta, Kamis, aksi lepas rupiah mendominasi pasar yang menekannya hingga mendekati posisi Rp9.000 per dolar AS. Tekanan yang makin besar itu terutama disebabkan oleh aksi Bank Indonesia (BI) yang ingin rupiah tetap berada dalam kisaran di atas Rp9.000 per dolar AS, katanya. Rupiah tertekan oleh merosotnya pasar saham regional yang terus berlanjut dan melemahnya yen terhadap dolar AS yang mencapai 123,49 poin dari sebelumnya 123,35 yen per dolar AS mengakibatkan pelaku cenderung membeli dolar AS. Meski demikian, rupiah masih berpeluang untuk menguat, apalagi bank sentral AS (The Fed) berencana untuk menaikkan suku bunga AS untuk menekan inflasi, katanya. Menurut dia, fundamental Indonesia yang membaik dan aktifnya perbankan menyalurkan kredit dan arus investasi yang mulai bergerak diperkirakan mendorong sektor riil tumbuh. Dengan tumbuhnya sektor riil maka ekonomi akan semakin berkembang dan akan memicu rupiah kembali menguat dan sikap Bank Indonesia (BI) yang tetap membiarkan rupiah bergerak tergantung pada pasar, ucapnya. Mengenai melemahnya yen terhadap dolar, menurut dia, karena ada kekhawatiran para pelaku terus melakukan aksi "carry trade" untuk mengambil untung sejalan dengan melemahnya yen. Dolar AS terhadap yen menjadi 123,49, euro menjadi 164,49 yen dan euro terhadap dolar AS menjadi 1,3396. Bank Sentral Jepang (BoJ) sebelumnya menyatakan akan menaikkan suku bunganya untuk memicu yen, karena mata uang itu terus terpuruk jauh di atas angka psikologis 100 yen. (*)
Copyright © ANTARA 2007