Teheran (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Iran memanggil dutabesar Inggris untuk Teheran, sehubungan dengan anugerah gelar bangsawan kepada pengarang Inggris kelahiran India, Salman Rushdie, kata kantor berita Fars hari Rabu. Dutabesar Geoffrey Adams pada Selasa malam diberitahu bahwa langkah itu dianggap Teheran sebagai perbuatan memanas-manasi, yang membuat marah satu setengah miliar Muslim di seluruh dunia. Tapi, dutabesar itu menyatakan Rushdie dihadiahi untuk pekerjaan kesusasteraannya, sehingga sebaiknya tidak dipandang sebagai penghinaan terhadap Islam, yang merupakan agama kedua terbesar di Inggris. Rushdie dianugerahi gelar ksatria oleh ratu Inggris Elizabeth II pada Sabtu. Ia memicu kecaman di negara Muslim di seluruh dunia akibat bukunya tahun 1988, yang berjudul "Ayat Setan". Pada 1989, pemimpin rohani Iran Ayatollah Khomeini menjatuhkan hukuman mati atas Rushdie untuk perkara penghujatan. Ratu Elizabeth II menyakiti perasaan Muslim seluruh dunia dengan anugerah itu, kata wakil ketua parlemen Iran, Selasa. "Langkah ratu Inggris itu kembali menyakiti perasaan semua Muslim. Pertanyaan ialah apa yang ingin dicapai kerajaan itu dengan memanas-manasi lebih dari satu setengah miliar Muslim di seluruh dunia," kata Mohammad-Reza Bahonar dalam sidang parlemen. Penganugerahan itu dikutuk keras Teheran, yang menyatakan langkah tersebut menunjukkan permusuhan Inggris terhadap Islam dan menempatkan London sebagai lawan masyarakat Islam. Yayasan Khordad XV, badan kebudayaan, menyediakan hadiah 2,8 juta dolar Amerika Serikat (sekitar 25,2 miliar rupiah) bagi kepala Rushdie dan secara teratur menyatakan fatwa imam Khomeini atas pengarang itu hidup selamanya. Yayasan lain, Markasbesar untuk Penghormatan bagi Pahlawan Gerakan Islam Dunia, Minggu meningkatkan hadiah awal 2004 senilai 100.000 dolar Amerika Serikat (lebih kurang 900 juta rupiah) untuk kematian Rushdie menjadi 150.000 dolar Amerika Serikat (kira-kira 1,3 miliar rupiah). Presiden Iran, Mohammad Khatami pada 2001 menyebut masalah Salman Rushdie selesai dan menyatakan Iran tak bermaksud melaksanakan hukuman mati. Pakistan hari Selasa memanggil dutabesar Inggris dan memberitahu dia bahwa penghargaan keksatriaan untuk Rushdie tidak peka dan berlawanan dengan usaha membina pengertian di antara agama. Rushdie dihadiahi penghargaan keksatriaan atas jasanya dalam kesusasteraan pada hari ulang tahun Ratu Elizabeth seperti terdapat dalam daftar terbitan Sabtu. Parlemen Pakistan hari Senin menyetujui resolusi mencela keksatriaan itu dan menteri urusan agama menyatakan kehormatan itu bisa digunakan untuk membenarkan pemboman jibaku. Ia kemudian mengatakan bahwa ia tidak menyatakan serangan seperti itu dapat dibenarkan. Inggris menyatakan prihatin atas tanggapan menteri itu dan tidak ada yang bisa membenarkan peledakan jibaku. Warga Pakistan hari Selasa melancarkan unjukrasa di beberapa kota meneriakkan "Mampuslah Rushdie" dan membakar patung pengarang Inggris kelahiran India itu. Jurubicara Kementerian Luar Negeri Tasnim Aslam menyatakan Komisaris Tinggi Inggris Robert Brinkley dipanggil. Kalangan Muslim menyatakan novel itu menghujat Nabi Muhammad dan mengejek Al-Qur'an dan peristiwa dalam sejarah awal Muslim. (*)
Copyright © ANTARA 2007