PBB (ANTARA News) - Utusan baru Timur Tengah untuk PBB Rabu meminta organisasi dunia itu melakukan tindakan untuk menghentikan terbaginya menjadi dua wilayah Palestina setelah Hamas menghancurkan pasukan presiden Mahmud Abbas di Gaza. Dalam laporan pertamanya pada Dewan Keamanan sejak penunjukannya bulan lalu, pejabat Inggris Michael Williams juga mengatakan badan dunia itu memiliki peran penting untuk dimainkan dalam pembukaan kembali titik perlintasan antara Israel dan Jalur Gaza guna mendorong aliran bantuan. "Saya minta pada semua untuk tidak mengizinkan masalah kemanusiaan penting ini dibayangi oleh pertimbangan politik," katanya. Milisi Islam Hamas menyerbu kelompok Fatah pimpinan-Abbas dan merebut kekuasaan di Gaza sepekan lalu. Sebagai tanggapannya, Abbas membubarkan pemerintah persatuan Palestina yang dipimpin-Hamas dan membentuk kabinet darurat di Tepi Barat. Williams mengatakan kekerasan di Gaza "sama sekali tidak dapat diterima" dan bahwa Sekjen PBB Ban Ki-moon "menyesalkan kegagalan pemerintah persatuan nasional itu". Meskipun mencemaskan peristiwa di Gaza, Israel dan AS menyambut baik pengucilan Hamas dari pemerintah baru itu, langkah yang meratakan jalan bagi mereka untuk mencabut blokade ekonomi dan diplomatiknya pada pemerintah otonomi Palestina. Williams mengatakan PBB telah menghadapi tantangan mengenai "bagaimana memulihkan pemerintah otonomi Palestina dan rakyat, serta mencegah pembagian de fakto antara Gaza dan Tepi Barat". "Meskipun apa yang terjadi itu, Gaza dan Tepi Barat tetap satu wilayah Palestina, secara sah diperintah oleh satu pemerintah otonomi Palestina yang dipimpin oleh presiden Abbas," katanya. Williams minta Israel untuk memenuhi komitmen untuk mengeluarkan penerimaan pajak dan cukai Palestina, mengosongkan pos terdepan permukiman, memindahkan rintangan jalan dan pos pemeriksaan serta membebaskan tawanan. Pemerintah otonomi Palestina, pada bagiannya, harus sepenuhnya memperbarui dirinya, ia menambahkan. Williams mengatakan Ban mengharapkan kwartet penengah perdamaian Timur Tengah -- AS, Rusia, PBB dan Uni Eropa -- akan bertemu segera. Kelompok itu telah merencanakan untuk bertemu di Kairo 26-27 Juni, tapi ditangguhkan menyusul kekerasan di Gaza. Jurubicara deplu AS Sean McCormack mengatakan Rabu pertemuan itu akan terjadi "pada satu waktu" tapi mungkin tidak pada bulan Juni. Williams mengatakan pada wartawan ia melihat "sedikit kesempatan dalam waktu dekat" pasukan penjaga perdamaian PBB dikirim ke Gaza, gagasan yang telah dibicarakan di kawasan itu. "Hal itu akan terjadi dengan perjanjian dari semua pihak yang terkait dan salah satu pihak...yaitu Hamas, sangat, sangat dengan jelas dan tegas bahwa mereka akan menentang pasukan seperti itu," katanya. Williams mengabilalih jabatannya dari pejabat Peru Alvaro de Soto yang mundur dengan laporan akhir rahasia yang mengecam Israel dan AS. Ketika menjawab pertanyaan, utusan baru itu menjauhkan dirinya dari pendapat pendahulunya, demikian Reuters.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007