Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Serangkaian pemboman di tepi jalan di Afghanistan Rabu menewaskan delapan orang, tiga diantaranya tentara Kanada, dalam serangan baru terkait dengan perlawanan Taliban yang meningkat.
Seorang kepala distrik di provinsi Kandahar di Afghanistan selatan mengatakan, sementara itu polisi menewaskan 21 gerilyawan yang menyerang Selasa malam.
Ketiga tentara Kanada pada Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin-NATO itu tewas di bagian selatan negara itu ketika sebuah bom mengoyak kendaraan mereka, seorang komandan mengatakan di Kandahar.
"Pada waktu itu, mereka sedang melakukan perjalanan dalam sebuah kendaraan semua-lapangan kecil," kata Brigadir Jenderal Tim Grant.
Kanada memiliki 2,500 tentara di Afghanistan, untuk memerangi gerilyawan Taliban dan al Qaida. Sejak 2002, 60 dari tentara dan diplomatnya telah tewas akibat serangan dan ledakan bom di tepi jalan.
Seorang jurubicara Taliban, Yousuf Ahmadi, mengatakan gerilyawan telah meledakkan sebuah kendaraan pasukan asing di provinsi Helmand. Beberapa tentara tewas, ia mengklaim, meskipun sebagian besar tentara Kanada di Kandahar.
Sebanyak 91 tentara asing tewas di Afghanistan tahun ini, kebanyakan dari mereka (tewas) dalam pertempuran dan sekitar separuh dari mereka berasal dari AS yang memiliki sebagian besar tentara dalam operasi internasional di Afghanistan.
Bom lainnya meledakkan sebuah kendaraan polisi di provinsi Khost di Afghanistan timur, menewaskan kepala polisi distrik Qalandar Ali Mohammad dan salah satu orangnya, kata seorang jurubicara gubernur provinsi itu.
Di provinsi Zabul di Afghanistan selatan, sebuah bom menghantam kendaraan perusahaan keamanan swasta yang bermarkas di AS, USPI, menewaskan dua pengawal dan melukai orang ketiga, kata wakil kepala polisi provinsi, Ghulam Jalani.
Bom lainnya meledak di sebuah jalan di provinsi Ghazni dan menewaskan seorang pria yang memutari rumah setelah membeli bahan makanan, kata kepala distrik.
Taliban menyatakan bertanggungjawab atas ledakan itu tapi mengatakan bom tersebut menghantam kendaraan polisi.
Kelompok garis keras itu menyandarkan diri pada bom, termasuk ledakan bunuh diri, dalam perang mereka melawan pemerintah dan sekutunya. Militer mangatakan hal itu merupakan pertanda kelemahan dan ketidakmampuan gerilyawan melakukan perang konvensional.
Taliban menyerbu sebuah distrik di provinsi Kandahar Senin, memaksa pasukan polisi kecil melarikan diri, tapi mereka kembali kurang dari 24 jam kemudian.
Mereka merebut distrik lainnya di Kandahar Selasa dan polisi mengatakan Rabu mereka sedang merencanakan operasi untuk menghentikan mereka dengan bantuan ISAF.
Dalam insiden kasar lainnya, seorang pria menembak jemaah di sebuah masjid di Khost pada saat shalat Isya Selasa, menewaskan tiga orang dan melukai empat orang yang lain, kata polisi Rabu.
Jurubicara polisi provinsi Wazir Badshah mengatakan alasan bagi serangan tersebut tidak jelas tapi orang bersenjata itu, yang kabur, tidak tampak punya hubungan dengan militan.
Gubernur provinsi Nangarhar di Afghanistan timur mengatakan pada wartawan bahwa pemerintah telah menahan dua pria yang mengaku akan menjadi pembom bunuh diri yang telah dilatih di Pakistan. "Mereka mengaku bahwa saya adalah sasaran mereka," kata gubernur Gul Agha Shirzay dikutip AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007