Bangkok (ANTARA News) - Tim pemberantas korupsi Thailand, Rabu, mengatakan telah membekukan enam lagi rekening bank yang terkait keluarga perdana menteri terguling, Thaksin Shinawatra, namun mereka masih melacak dana senilai jutaan dolar. Komite pemeriksa aset (AEC), yang didirikan oleh pemerintah menyusul pengambilalihan kekuasaan tahun lalu, pada 11 Juni memerintahkan pembekuan dana sekitar 52,9 miliar baht (1,52 miliar dolar AS) milik Thaksin dan keluarganya. Sejak itu, komite tersebut membekukan 28 rekening milik keluarga itu sebagai bagian dari penyelidikan korupsi. AEC para Rabu mengatakan mereka sudah menambah enam rekening bank dan dua helai cek untuk dibekukan, namun kemudian mereka menyebutkan, jumlah uang yang disita tidak bertambah. "Komite memutuskan untuk memberi perintah pembekuan rekening tersebut karena merupakan hasil korupsi," kata Sak Korsaengruang jurubicara komite tersebut dikutip AFP. Jaruwan Mentaka, seorang anggota komite, mengatakan bahwa rekening-rekening bank dan dua cek yang semuanya bernilai 4,95 miliar baht itu adalah temuan baru dan merupakan bagian dari 20 miliar baht (580 juta dolar AS) dana yang "hilang" milik Thaksin. Media setempat berspekulasi bahwa 20 miliar baht kemungkinan telah dibawa keluar dari negara tersebut, namun pengacara Thaksin, Noppadon Pattama, bersikeras dana tersebut masih digunakan untuk usaha di Thailand. Sebagian besar dana yang dibekukan merupakan keuntungan dari penjualan bebas pajak Shin Corp, perusahaan telekomunikasi raksasa yang didirikan Thaksin. Temasek Holdings dari Singapura membayar 73,2 miliar baht (2,2 miliar dolar AS) untuk saham-saham milik keluarga Thaksin, tetapi AEC hanya dapat melacak 52,9 miliar baht. Militer menggulingkan Thaksin lewat kudeta tidak berdarah pada September tahun lalu dan berikrar akan menyingkirkan korupsi dalam pemerintahan mereka. Thaksin sekarang ini tinggal di London, di lingkungan ekslusif Kensington.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007