Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Malaysia, Mohd Radzi, mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengamendemen dan meningkatkan Undang-Undang (UU) mengenai rekrutmen pekerja asing, termasuk mengajukan UU baru mengenai pekerja asing di parlemen dalam waktu tidak lama lagi.
Pasal yang akan diajukan ialah majikan akan didenda jika pembantu rumah tangga mereka melarikan diri dan jika mereka melaporkan kepada kementerian maka akan diteliti dulu penyebabnya. "Jika majikan menyiksa pembantu atau tidak membayar gaji, maka dia tidak akan dibenarkan untuk mengambil pembantu lagi," kata Radzi, seusai rapat kabinet di Putrajaya, Rabu.
Mohd Radzi mengatakan, UU baru akan menjadikan agensi pemasok pembantu rumah tangga lebih bertanggungjawab kepada pembantu rumah dan pelanggan mereka, dan mereka tidak bisa memaksa pembantu untuk sengaja melarikan diri supaya dapat digunakan kembali bagi majikan baru.
Pemerintah Malaysia akan membuat "hotline" untuk membantu pembantu rumah yang disiksa untuk menghindari terjadi kasus penyiksaan yang lebih banyak lagi yang bisa memalukan nama baik negara di tingkat internasional.
Kementerian Hal Ehwal Dalam Negeri akan mewujudkan hotline itu tidak lama lagi bagi pembantu rumah dan juga pihak majikan yang ingin mendapatkan bantuan, dengan nombornya akan disebarluaskan kepada orang ramai.
"Rapat kabinet hari ini memutuskan masalah ini dan kementerian saya akan melaksanakannya," katanya pada sidang akhbar di kementeriannya di Putrajaya, Rabu.
Radzi mengatakan pembantu rumah tangga boleh menghubungi kementerian melalui hotline itu jika mereka didera oleh majikan mereka, dan kawan serta tetangga mereka juga boleh melaporkan. Majikan juga boleh menghubungi kementerian jika pembantu rumah mereka gagal menjalankan tugas dengan baik selepas tiga bulan diambil bekerja ataupun pembantu rumah melarikan diri.
Saat ini terdapat kira-kira 316.982 pembantu rumah tangga asing bekerja di Malaysia, 299.877 orang diantaranya berasal dari Indonesia, demikian laporan Bernama. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007