IHSG BEI dibuka melemah 7,73 poin atau 0,13 persen menjadi 6.111,68, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 1,97 poin (0,19 persen) menjadi 1.028,12.
"Mengawali awal pekan, IHSG bergerak dalam rentang konsolidasi wajar dengan kecenderungan melemah setelah mencatatkan rekor tertingginya pada akhir pekan lalu (15/12)," kata Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya di Jakarta, Senin.
Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan relatif terbatas ditunjang oleh data-data ekonomi nasional yang positif, kondisi itu akan menjaga minat investor terhadap saham-saham di dalam negeri masih baik untuk diakumulasi.
"Data yang telah terlansir mencerminkan kondisi fundamental perekonomian kita masih kuat, itu tentunya akan memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG ke depan," katanya.
Badan Pusat Statistik menyatakan nilai neraca perdagangan Indonesia pada November 2017 mengalami surplus 0,13 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya, yang dipicu antara lain oleh surplus nonmigas 1,09 miliar dolar AS. Sementara itu, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,25 persen.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa secara teknis, sinyal IHSG untuk mengalami apresiasi masih terkonfirmasikan menyusul data ekonomi yang positif.
"Masih adanya optimisme pasar terhadap ekonomi Indonesia membuka peluang bagi IHSG untuk menguat ke depannya," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei naik 267,59 poin (1,19 persen) ke 22.820,81, indeks Hang Seng menguat 163,59 poin (0,57 persen) ke 29.011,70 dan Straits Times menguat 0,81 poin (0,02 persen) ke posisi 3.417,75.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017