Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menggandakan stok pupuk urea akhir tahun (Desember 2007) di lini III (Kabupaten) yang normalnya sebanyak 224.873 ton untuk kebutuhan dua pekan menjadi sekitar 448ribu ton. "Takut sewaktu-waktu mesinnya `batuk` (rusak), jadi kalau stok di lini tiga bisa sekitar 448.000 ton, lebih aman," kata Kepala Sub Direktorat Produk Industri dan Pertambangan, Departemen Perdagangan, Suhanto, di Jakarta, Rabu. Berdasarkan prognosa, produksi pupuk urea 2007 mencapai 5,771 juta ton. Sementara stok awal urea mencapai 361.097 ton. Sehingga total ketersediaan pupuk urea secara nasional mencapai 6,133 juta ton. Stok pupuk tersebut diutamakan untuk memenuhi kebutuhan sektor tanaman pangan, perkebunan dan industri, sedangkan sisanya akan diekspor. Pada akhir Mei 2007, stok pupuk di pabrik mencapai 350ribu ton. Sementara itu, realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi Januari-Mei mencapai 1,75 juta ton atau 80 persen dari alokasi. Sisa pupuk urea bersubsidi yang tidak terserap mencapai 449.000 ton. "Sampai hari ini penyerapan urea besubsidi sudah 82 persen dari rencana dalam Permentan untuk periode Januari-Juni," ujarnya. Menurut Suhanto, bila dihitung dari alokasi Mentan total stok saat ini mencapai 135 persen, artinya, stok urea dalam kondisi sangat aman untuk menghadapi musim tanam depan. Berdasarkan perhitungan stok yang berlebihan tersebut, tim perpupukan nasional telah merekomendasi penambahan ekspor pupuk urea antara 179ribu-225ribu ton. Sebenarnya, produsen pupuk urea meminta penambahan ekspor sebesar 673ribu ton, namun untuk memastikan pasokan pupuk selama musim tanam 2007/2008, tim pokja pupuk nasional hanya merekomendasikan sekitar sepertiga dari permintaan produsen.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007