Padang (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Geofisika Padang Panjang, Sumatera Barat menyampaikan gempa berkekuatan 4,6 Skala Richter yang mengguncang wilayah Painan pada pukul 19.12 WIB dipicu sesar aktif Mentawai.
"Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif Mentawai," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang Rahmat Triyono saat dihubungi dari Padang, Minggu.
Ia menjelaskan analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa dipicu penyesaran mendatar atau "strike slip fault".
"Mekanisme sumber ini sesuai dan relevan dengan kondisi sesar Mentawai yang memiliki pergerakan mendatar di kedalaman 18 kilometer di daerah tersebut," kata dia.
Menurutnya, sesar Mentawai merupakan sesar aktif yang berlokasi di laut sekitar kepulauan Mentawai berjarak sekitar 150 kilometer dari pantai barat Sumatrta yang memanjang dari pulau-pulau Mentawai dari Selatan hingga ke hingga ke sekitar Utara Nias.
Berdasarkan penelusuran gempa merusak yang pernah terjadi pada sesar aktif mentawai yang berdekatan pada lokasi tersebut yaitu pada t 2 Juni 2016 pukul 05.56 WIB dengan kekuatan 6,5 SR yang menimbulkan kerusakan ringan di Painan dan dirasakan di Painan, Solok, Mukomuko, dan Sikakap Kepulauan Mentawai.
Sebelumnya pada Minggu pukul 19.12 WIB gempa tektonik kembali mengguncang wilayah Painan dan Padang. Hasil analisis BMKG menunjukkan pusat gempa episenter terletak pada koordinat 1.81 Lintang Selatan dan 100.42 Bujur Timur, pada kedalaman 18 kilometer.
Sementara peta tingkat guncangan menunjukkan dampak gempa dirasakan di daerah Painan dan Padang dalam skala intensitas II SIG-BMKG atau II sam pai III MMI.
Rahmat mengatakan terkait dengan peristiwa gempa Painan yang terjadi, hingga saat ini belum terjadi aktivitas gempabumi susulan.
Ia mengimbau masyarakat tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG.
"Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai diiimbau agar tidak terpancing isu karena gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami," katanya.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017