Pemerintah tidak akan menzolimi atau merugikan warga. Saat ini yang dibutuhkan adalah diskusi dan dialog sehingga kesulitan atau aspirasi warga bisa didengarkan secara langsung dengan kepala dingin."

Kulon Progo (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau warga penolak pembangunan New Yogyakarta International Airport tidak mudah terprovokasi dan harus berpikir jernih.

"Jangan mau diprovoksi pihak luar, yang bukan warga Kulon Progo yang cenderung tidak berkepentingan. Kami berharap warga berpikir jernih," imbau Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Minggu.

Seperti diketahui, sebanyak 32 rumah di lahan pembangunan NYIA di Desa Palihan dan Glagah, Kecamatan Temon belum dirobohkan.

Pemilik rumah dan lahan yang tergabung dalam Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulonprogo (PWPP-KP) masih kukuh menolak tanah dan rumahnya digusur dalam proyek NYIA.

Ia mengatakan pemkab secara intensif melakukan pendekatan kepada warga penolak akan terus dilakukan dengan cara-cara persuasif. Ia juga mengharapkan semua pihak saling menahan diri dan tidak saling memanas-manasi yang berpotensi membuat keadaan semakin pelik.

"Pemerintah tidak akan menzolimi atau merugikan warga. Saat ini yang dibutuhkan adalah diskusi dan dialog sehingga kesulitan atau aspirasi warga bisa didengarkan secara langsung dengan kepala dingin," katanya.

Project Manager Pembangunan NYIA PT AP I Sujiastono mengungkapkan pihaknya mengedepankan upaya pendekatan persuasif dan upaya pengosongan lahan yang terbaik. PT AP I siap bertemu dan berdialog, kapanpun warga menginginkannya.

Ia mengatakan proses pembangunan bandara akan tetap berjalan. Terutama, karena ini merupakan proyek strategis nasional dan sudah ada peraturan presiden terkait percepatan pembangunan bandara tersebut.

Selain itu, lahan yang tercakup dalam Izin Penetapan Lokasi (IPL) pembangunan NYIA kini tidak lagi diperuntukkan sebagai kawasan hunian, melainkan tata ruang bandara. Untuk itu, warga diharapkan bisa menyegerakan pengosongan lahan dan pindah ke tempat baru.

"Lebih baik mereka untuk cepat pindah, sehingga lebih cepat menata tempat tinggal yang baru. Kita upayakan warga bisa keluar dengan kesadaran," harapnya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017