Imbauan itu disampaikan Sekretaris MUI Anwar Abbas saat membacakan pernyataan sikap Aksi Bela Palestina di panggung di Lapangan Monumen Nasional (Monas).
"Menggantinya dengan produk sejenis karya anak bangsa," katanya berapi-api.
Sejumlah pernyataan sikap dibacakan setelah hampir enam jam massa melakukan aksi bela Palestina.
Sejumlah pernyataan sikap dibacakan setelah hampir enam jam massa melakukan aksi bela Palestina.
Seruan boikot produk tersebut menjadi reaksi dari keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dengan menindaklanjuti rencana pemindahan Kedutaan Besar AS di negara tersebut.
"Setelah mencermati dengan seksama keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel serta dampak negatifnya khususnya kepada bangsa Palestina," tuturnya.
MUI yang menjadi salah satu inisiator aksi Bela Palestina menyatakan keputusan Trump telah mencederai upaya perdamaian dunia sehingga harus dibatalkan dan dicabut secepatnya.
Mereka mengecam jika Presiden Trump tidak membatalkan pernyataannya maka AS akan kehilangan legitimasi untuk menjadi penengah perdamaian antara Palestina dan Israel.
MUI juga mendesak semua negara agar menolak keputusan sepihak Trump tersebut serta mendesak semua negara, terutama negara-negara anggota OKI yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel agar memutuskan hubungan diplomatik tersebut.
Aksi Bela Palestina juga menyatakan sikap mendukung hasil KTT OKI di Istanbul, Turki pada 12 Desember 2017.
Mereka juga mengecam jika Trump tidak membatalkan pernyataannya maka PBB akan didesak menggelar sidang istimewa agar membekukan AS sebagai anggota PBB dan memindahkan Markas PBB dari AS.
Aksi Bela Palestina juga menyerukan negara-negara anggota OKI untuk meningkatkan bantuan kepada masyarakat Palestina dalam berbagai bentuk.
Bahkan mereka juga mendesak DPR RI agar membentuk pansus untuk meninjau ulang investasi AS di Indonesia.
"Kami mengimbau rakyat di seluruh Indonesia agar berdoa untuk bangsa Palestina," ujarnya.
"Setelah mencermati dengan seksama keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel serta dampak negatifnya khususnya kepada bangsa Palestina," tuturnya.
MUI yang menjadi salah satu inisiator aksi Bela Palestina menyatakan keputusan Trump telah mencederai upaya perdamaian dunia sehingga harus dibatalkan dan dicabut secepatnya.
Mereka mengecam jika Presiden Trump tidak membatalkan pernyataannya maka AS akan kehilangan legitimasi untuk menjadi penengah perdamaian antara Palestina dan Israel.
MUI juga mendesak semua negara agar menolak keputusan sepihak Trump tersebut serta mendesak semua negara, terutama negara-negara anggota OKI yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel agar memutuskan hubungan diplomatik tersebut.
Aksi Bela Palestina juga menyatakan sikap mendukung hasil KTT OKI di Istanbul, Turki pada 12 Desember 2017.
Mereka juga mengecam jika Trump tidak membatalkan pernyataannya maka PBB akan didesak menggelar sidang istimewa agar membekukan AS sebagai anggota PBB dan memindahkan Markas PBB dari AS.
Aksi Bela Palestina juga menyerukan negara-negara anggota OKI untuk meningkatkan bantuan kepada masyarakat Palestina dalam berbagai bentuk.
Bahkan mereka juga mendesak DPR RI agar membentuk pansus untuk meninjau ulang investasi AS di Indonesia.
"Kami mengimbau rakyat di seluruh Indonesia agar berdoa untuk bangsa Palestina," ujarnya.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017