"Festival ini digelar sebagai bentuk penguatan budaya yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah," kata Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.
Menurut dia, dengan adanya kegiatan tersebut bisa melestarikan "bahasa ibu" yakni Bahasa Bali, sekaligus membentuk etika dan karakter generasi muda menjadi lebih baik.
"Kegiatan yang dilakukan dalam festival disesuaikan dengan kesenangan dan kemampuan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Nyatua di Carik, Kadek Arika Aripawan, mengatakan festival diisi dengan bercerita dan bermain dengan permainan tradisional yang menggunakan Bahasa Bali.
"Dalam cerita yang disampaikan juga dijelaskan bagaimana proses sebuah sawah hingga menghasilkan beras yang siap dimasak dan dimakan," ujarnya.
Selain itu, seluruh peserta diwajibkan turun ke sawah sambil bermain dan berinteraksi antarteman.
Dalam acara itu, pendongeng Made Taro mengatakan dongeng atau cerita yang diberikan kepada peserta anak-anak adalah yang berkaitan dengan sawah dan binatang yang ada di sekitarnya.
"Dongeng ini sekaligus pendidikan untuk anak-anak agar mereka tahu tentang sawah dan memahami prosesnya," ujarnya.
Sementara itu, seorang anak peserta festival Made Sri mengatakan bahwa dirinya sangat senang bisa bermain di sawah dengan teman-temannya.
"Saya tidak pernah dapat pelajaran ini di sekolah dan saya senang bisa mendengarkan dongeng dan bermain," ujarnya.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017