Kepala Bidang Perjalanan Wisata dan Pengenalan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika, Kementerian Pariwisata, Rita Sofia Abdul Haris, di Manama, Minggu, mengatakan kelima negara tersebut cukup potensial untuk mendatangkan wisatawan berwisata ke Indonesia.
Rita Sofia Abdul Haris menjelaskan, sebenarnya promosi wisata ke sejumlah negara di kawasan Teluk khususnya Bahrain sudah dilakukan, namun pada 2011 dihentikan karena anggaran kementerian ketika itu tergolong kecil sehingga harus dipilih-pilih negara mana yang potensinya dinilai besar untuk bisa menghadirkan wisatawan ke Indonesia.
"Tahun 2017 ini kita mulai lagi. Untuk Bahrain, alasannya karena ternyata para pelaku usaha menilai Bahrain cukup potensial. Alasan kedua, karena Bahrain dekat dengan Arab Saudi sehingga banyak warga Arab Saudi yang serinng berlibur ke Bahrain".
Di Arab Saudi ada Kota Damam yang hanya tiga jam perjalanan ke Bahrain.
"Bahrain kan sudah tergolong negara yang bebas (liberal) sehingga banyak warga asing (ekspatriat) yang tinggal di Bahrain, terutama warga Arab Saudi," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Rita, kalau Indonesia membuat acara promosi wisata di Bahrain, maka hal itu sama saja mempromosikan wisata Indonesia juga kepada orang Arab dan warga asing dari berbagai negara.
Wisatawan asal Arab Saudi, ujarnya, tergolong royal, bisa menghabiskan 2.300 dolar AS per kunjungan per orang, jauh lebih tinggi misalnya dibandingkan dengan wisatawan asal Malaysia yang hanya menghabiskan sekitar 500 dolar AS per kunjungan.
Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Kerajaan Bahrain, Nur Syahrir Rahardjo, mengatakan meskipun angka kunjungan wisatawan asal Bahrain ke Indonesia relatif kecil, terus mengalami peningkatan.
Angka kunjungan wisatawan Bahrain ke Indonesia pada 2016 sebesar 1.641 orang dan berdasarkan data KBRI Manama, hingga Oktober 2017 telah mencapai 2.470 orang, dari total sekitar 1,5 juta jiwa penduduk Bahrain.
"Tetapi sebenarnya banyak juga ekspatriat yang tinggal di Bahrain namun menggunakan paspor negara masing-masing, yang berlibur ke Indonesia. Dari 1,5 juta penduduk Bahrain, hanya 40 persen yang asli Bahrain, 60 persen lainnya adalah ekspatriat," ujarnya.
(T.A041/b/a011
(T.A041/B/A011/A011) 17-12-2017 06:41:16
Pewarta: Arief Mujayatno
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017