Jakarta (Antara News) - Presiden Joko Widodo direncanakan akan menyematkan penghargaan Satya Lancana Kebaktian Sosial terhadap 897 pendonor darah sukarela (DDS) 100 kali. Penyematan akan dilakukan Minggu (17/12), di Istana Bogor.
"Ini merupakan kegiatan yang kedua kali sejak pengesahan UU Kepalangmerahan disahkan oleh DPR," ujar Pelaksana Harian (Plh) Ketua Umum PMI, Ginandjar Kartasasmita, Jumat (15/12), di Kantor Pusat PMI Jakarta.
Dikatakan, berkaitan dengan peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), pemerintah bersama Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan tanda kehormatan Satya Lancana Kebaktian Sosial (SLKS) kepada 897 DDS 100 kali atau lebih.
Para pendonor darah penerima SLKS berasal dari 22 propinsi dan minimal telah menyumbangkan darah 100 kali dan bersedia menjadi pendonor sukarela PMI selama 25-30 tahun untuk kemanusiaan.
"Jawa Timur menjadi daerah penyumbang darah terbanyak dengan 334 orang, diikuti DKI Jakarta 182 orang, Jawa Barat 111 orang," katanya dalam konpers, didampingi Ketua bidang Unit Transfusi Sarah PMI Pusat, dr. Linda Lukitari.
Penyumbang darah termuda adalah Yudi Sutanto (32) dari DKI Jakarta. Sedangkan penyumbang darah terbanyak adalah Chandra Napitupulu juga dari DKI Jakarta dengan total donasi 226 kali.
Linda menjelaskan, saat ini unit tranfusi darah (UTD) PMI Pusat bersama 219 UTD PMI yang tersebar di seluruh Indonesia mampu memenuhi 92 persen kebutuhan darah nasional.
Sedangkan unit transfusi darah rumah sakit (UTDRS) bisa memenuhi 5 persen kebutuhan darah nasional. Sisanya dipenuhi oleh komunitas.
"Sesuai dengan PP nomor 7 tahun 2011, UTD hanya diselenggarakan oleh pemerintah, pemda, atau PMI," ungkap Linda.
Guna memenuhi kebutuhan darah nasional, PMI berharap agar UTD PMI di kabupaten/kota bisa melakukan efisiensi bersama. "Perlu adanya kerja bersama, saling bersinergi untuk memenuhi kebutuhan darah secara nasional baik oleh PMI maupun UTDRS," katanya.
Linda mengingatkan adanya kemungkinan kelangkaan darah berkaitan dengan saat mudik liburan natal dan tahun baru. Umumnya kelangkaan baru bisa dirasakan pada Februari mendatang atau dua bulan setelahnya.
"Kalau selama puasa, kita punya cara mengatasinya dengan menggelar kegiatan donor darah pada malam hari saat buka puasa. Atau kita perbanyak kegiatan donor di kantong-kantong nasrani. Nah, yang repot memang kalau bersamaan dengan musim mudik liburan, baik liburan lebaran maupun libur natal dan tahun baru," ungkap Linda.
Untuk itu dia berharap setiap pemda dapat membantu meningkatkan kapasitas dan kebutuhan UTD PMI yang sudah ada, sehingga dapat melayani masyarakat di daerah tersebut.
PMI juga berharap Kemenkes dapat memberikan bantuan reagen kepada seluruh UTD PMI di tahun 2018. Pasalnya bantuan reagen Kemenkes tahun 2017 dialokasikan kepada UTD PMI yang donasi darahnya kurang dari 1.000 kantong darah setiap bulannya.
"UTD itu menerima reagen rapid test untuk parameter Hepatitis B dan HIV. Sebanyak 74 UTD PMI menerima bantuan reagen tersebut untuk penggunaan 3 bulan. Bantuan reagen ini sekaligus menjamin penyediaan darah untuk masyarakat menjadi semakim aman, terjamin dan berkualitas," ujarnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017