Jakarta (ANTARA News) - Survei yang dilakukan Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) menyebutkan sekitar 94 persen masyarakat Indonesia mengidap depresi dari mulai tingkat ringan hingga paling berat. "Sekarang ini disinyalir kesehatan mental bangsa ini sudah sangat rendah, kawan-kawan dari PDSKJ melakukan penelitian yang menyebutkan 94 persen masyarakat Indonesia mengidap depresi ringan sampai berat. Itu angka yang sangat besar," kata Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Fachmi Idris usai bersama pengurus IDI yang baru menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden Jakarta, Rabu. Fachmi menyebutkan contoh dari sikap depresi masyarakat antara lain terlihat pada ketidakkepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Mendasar dari kondisi seperti itu, dan menyongsong seabad Kebangkitan Nasional pada 2008 dan seabad kiprah dokter Indonesia, IDI memiliki program untuk melakukan revitalisasi peran dokter Indonesia tidak lagi sebagai "agent of treatment" (pelayan kesehatan fisik) tetapi juga menjadi "agent of change" (agen perubahan) untuk memperbaiki kondisi mental dan sosial masyarakat. "Karena sehat bukan saja fisik tetapi mental dan sosial, sehingga dokter harus jadi `agent of change` dengan mengintervensi kondisi bangsa ini, seperti dengan sistem yang ditata lebih baik sehingga bangsa Indonesia menjadi sehat secara fisik, mental dan sosial," katanya. Fachmi menjelaskan, revitalisasi pelayanan yang dilakukan adalah dengan mengubah sistem pelayanan dokter di tingkat dasar, dengan mengubah peran Puskesmas menjadi dokter keluarga. "Pelayanan kedokteran tidak lagi dilakukan melalui Puskesmas, diganti dokter keluarga, yaitu satu entitas dokter yang terdiri dari dokter, bidan dan perawat menjaga 2.500 orang, sehingga ada `personal care` yang menonjol," katanya. Dengan dokter keluarga, lanjutnya kondisi pasien secara indivindual akan diketahui secara mendalam baik dari sisi fisik, mental, dan sosial dengan dokter yang mendatangi ke rumah pasien. Namun, menurutnya hal ini hanya bisa berjalan apabila sistem jaminan sosial sudah berjalan dengan sistem asuransi kesehatan seperti yang sekarang sudah berjalan, namun belum menyentuh masyarakat yang bekerja di sektor informal dan petani. Menteri Kesehatan Siti Fadilah Sapari yang ikut hadir dalam pertemuan itu mengatakan akan untuk mendukung program IDI dengan membenahi sistem pembiayaan kesehatan yang saat ini sedang digodok pemerintah agar masyarakat yang bekerja di sektor informal memiliki asuransi kesehatan. "Kita sedang godok itu dan sekarang sudah 70 persen. Kita jadwalkan tahun 2009 sekurangnya 75 persen dari populasi masyarakat memiliki asuransi kesehatan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007