Jakarta (ANTARA News) - PDI Perjuangan melakukan terobosan dengan menerapkan langkah politik yang membangun peradaban melalui praktik ekonomi kerakyatan berdasarkan Pancasila.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menegaskan hal tersebut melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Jumat.
Menurut Hasto Kristiyanto, PDI Perjuangan khawatir pada kecenderungan politik saat ini yang hanya menampilkan wajah kekuasaan, politik menang-menangan, dan politik menghalalkan segala cara.
Kondisi tersebut, kata dia, menjadikan politik nasional sarat ketegangan dan banyaknya intrik-intrik.
Hasto menegaskan, PDI Perjuangan melakukan terobosan dengan menghadirkan wajah politik yang bekerja melalui ekonomi kerakyatan, yakni ekonomi gotong-royong yang tumbuh subur di masyarakat.
Terobosan tersebut dilakukan melalui Rakornas Tiga Pilar Bidang Ekonomi Kerakyatan di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, pada 16-17 Desember 2017.
Kegiatan Rakornas Tiga Pilar ini diikuti oleh sekitar 1.400 peserta, terdiri dari pengurus PDI Perjuangan di pusat pusat daerah, serta kepala daerah dan anggota legislatif dari PDI Perjuangan.
Rakornas Tiga Pilar ini dijadwalkan dibuka pada oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan dihadiri Presiden Republik Indpnesia Bapak Presiden Jokowi beserta sejumlah menteri kabinet.
"Ekonomi gotong-royong dalam praktiknya benar-benar ditampilkan," katanya.
Menurut Hasto, Rakornas Tiga Pilar ini menghadirkan semangat berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) di bidang ekonomi.
Melalui Rakornas Tiga Pilar ini, kata dia, untuk pertama kalinya dalam sejarah politik di Indonesia, partai menampilkan ternak sapi, ternak lele, ternak ayam buras, perikanan, fashion, berbagai tampilan kuliner bercitarasa nusantara, dan berbagai bukti bagaimana ekonomi gotong royong bekerja di tengah rakyat.
"Berbagai atraksi kebudayaan nusantara juga ditampilkan. Melalui Rakornas Tiga Pilar tersebut, PDI Perjuangan hadir dalam seluruh watak kerakyatannya," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017