Penegasan itu disampaikan di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Ignatius Suharyo, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Henriette T Hutabarat, Jandi Mukianto dari Walubi, Peter Lesmana dari Matakin, dan Arya Prasetya dari NSI.
"Kami sebagai pimpinan agama juga mengecam keras tindakan klaim sepihak yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donal Trump atas Yarusalem sebagai ibu kota Isreal karena semestnya Kota Suci Yerusalem tersebut adalah ibu kota Palestina," kata Said Aqil.
Klaim sepihak itu, lanjut Said Aqil, merupakan sikap yang selain berdampak langsung pada stabilitas politik dan keamanan internasional, juga sekaligus melanggar prinsip hukum humaniter dan sejumlah resolusi PBB.
"Oleh karena itu, kami mendesak kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil langkah tegas dan tanpa kompromi dalam menyikapi persoalan ini," katanya.
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Ignatius Suharyo menambahkan, masalah yang menimpa Yerusalem dan penduduk Palestina harus diletakkan dalam bingkai persoalan kemanusiaan, bukan soal keyakinan dan agama.
"Yang harus dikedepankan adalah sudut pandang persaudaraan kemanusiaan. Pelbagai macam bentuk kekerasan yang ujungnya merugikan rakyat biasa bahkan melanggar dan mengingkari hak-hak kemanusiaan harus ditolak dan dilawan sekuat tenaga," katanya.
Para tokoh agama meminta segenap pihak untuk tidak terprovokasi oleh ajakan, hasutan, dan juga gerakan-gerakan lain yang cenderung berpotensi memperkeruh keadaan.
Mereka juga menyerukan kepada seluruh umat beragama untuk konsentrasi berdoa demi perdamaian dan kedaulatan Palestina, dan juga yang terpenting untuk keselamatan rakyat Palestina.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017