Kemungkinan isu itu masih akan digunakan"Jakarta (ANTARA News) - Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto memperkirakan bahwa masih akan ada calon pemimpin daerah yang akan menggunakan isu agama sebagai alat kampanye hitam pada Pilkada 2018.
"Kemungkinan isu itu masih akan digunakan," kata Irjen Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Menurut dia, jumlah warga yang berpendidikan dan memiliki kematangan demokrasi di Indonesia masih sedikit.
"Masyarakat terdidik yang betul-betul memahami demokrasi hanya sekitar 30 persen," katanya.
Selain itu keberadaan media sosial juga sangat berpengaruh dalam menggiring opini masyarakat.
Hal senada juga dilontarkan pengamat komunikasi politik Hendri Satrio yang memperkirakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) akan digunakan sebagai strategi pemenangan dalam Pilkada 2018.
"Ya, karena sudah ada contohnya (Pilkada DKI Jakarta), saya yakin isu SARA akan digunakan lagi," kata Hendri.
Ia mengatakan bahwa isu SARA masih mampu menarik perhatian pemilih karena iklim politik di Indonesia masih belum dewasa.
"Selama kita belum dewasa secara politik, kita akan begitu (termakan isu SARA). Jadi, toleransi hanya di mulut saja," katanya.
Pilkada Serentak 2018 akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018 di 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Tahapan Pilkada Serentak 2018 telah dimulai 10 bulan sebelum hari pencoblosan yakni sejak Agustus 2017.
Dalam mengawal pelaksanaan Pilkada Serentak 2018, jumlah anggota Polri yang dlibatkan mencapai 171.507 orang, 36.968 anggota TNI dan 756.470 personel linmas.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017