Jakarta (Antara News) -- Dengan potensi energi surya sebesar 21GW dan bio energi sebesar 15GW, Indonesia diproyeksikan mampu mencapai target bauran energi 23 persen yang berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2025.
Hal ini disampaikan oleh Managing Director E. Quadrant Dr. Matthias Eichelbronner di acara Fundamentals for Successful RE Deployment Strategy in Indonesia di Jakarta, Rabu (13/12).
"Jika target tersebut dapat dicapai, maka akan terjadi multiplier effect yang positif seperti dibukanya banyak lapangan kerja hingga penghematan makro ekonomi anggaran bahan bakar sebesar 2,1 miliar dolar AS per tahun," ujar Matthias.
Meskipun demikian, lanjut Matthias, untuk mencapai target tersebut terdapat beragam tantangan, salah satunya adalah untuk menstimulasikan investasi dari perusahaan produsen listrik swasta (IPP) terakumulasi yang mencapai 14 miliar dolar AS.
"Pemerintah Indonesia harus menciptakan lanskap industri yang ramah investor untuk mengundang investasi asing," lanjutnya.
Pengembangan EBT dapat mewujudkan ketahanaan energi Indonesia di masa depan. Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia menjadi negara pengimpor bahan bakar fosil yang aktif.
Dengan gencarnya pengembangan infrastruktur EBT selama beberapa tahun terakhir, Indonesia dapat mulai mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
Pewarta: Primasatya
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017