Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) mengungkapkan bahwa dalam dua tahun terakhir jumlah nelayan di tanah air mengalami penurunan hingga 17,32 persen. Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Selasa malam, mengatakan pada 2004 jumlah nelayan 3,99 juta orang, namun kemudian menyusut menjadi 2,60 juta orang pada 2006. "Penurunan jumlah nelayan itu sejalan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 2005 lalu, " katanya. Kenaikan BBM sangat besar pengaruhnya pada sektor kelautan dan perikanan, karena komponen tersebut merupakan yang terbesar dalam biaya operasional kapal ikan. Menurut dia, penurunan jumlah nelayan terbesar terjadi pada 2005, yakni lebih dari 400 ribu orang sehingga tinggal 2,59 juta orang. Namun, tambahnya, di sisi lain jumlah pembudidaya ikan justru mengalami peningkatan 6,21 persen selama periode yang sama. Pada 2004 jumlah pembudidaya ikan sebanyak 2,45 juta orang dan pada 2006 naik menjadi 2,77 juta orang. "Kenaikan jumlah pembudidaya ikan karena perkembangan budidaya laut terutama rumput laut sangat pesat, selain itu juga keramba jaring apung di perairan umum," katanya. Sementara itu, mengenai tenaga kerja yang terserap di industri perikanan, pada 2006 sebanyak 594.323 orang. Jumlah itu meliputi 305.920 orang di sektor pengolahan dan 288.403 orang di bidang kegiatan pemasaran ikan baik di transportasi, distribusi, penanganan, grosir dan eceran. (*)
Copyright © ANTARA 2007