Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 17 cabang industri yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di masa depan akan didorong untuk masuk pasar modal. Data Departemen Perindustrian (Depperin) yang diperoleh di Jakarta, Rabu, menyebutkan 17 cabang industri itu adalah industri makanan dan minuman, industri pengolahan hasil laut, industri tekstil dan produk tekstil (TPT), dan industri alas kaki. Selain itu, industri turunan kelapa sawit, pengolahan kayu, karet dan barang karet, pulp dan kertas, mesin listrik dan peralatan listrik, dan industri petrokimia. Industri lainnya adalah baja, mesin dan peralatan pabrik konstruksi dan pertambangan, industri alat/mesin pertanian, semen, elektronika konsumsi, keramik, dan industri otomotif. Menperin Fahmi Idris menilai pasar modal bisa menjadi solusi yang tepat bagi perusahaan industri untuk mendapatkan pendanaan bagi pengembangan usahanya. "Berdasarkan hasil identifikasi industri yang dianggap potensial pengembangan di masa depan, maka ada 17 cabang industri yang bisa masuk pasar modal," ujarnya. Total jumlah perusahaan dari 17 cabang industri potensial yang diidentifikasi Depperin itu mencapai sekitar 260 perusahaan. Namun dari jumlah itu hanya 57 perusahaan yang sudah masuk pasar modal. "Masih banyak pemain industri yang belum masuk pasar modal," ujar Fahmi. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah perlu mendorong perusahaan industri masuk pasar modal agar bisa bersaing di pasar global dengan memberi insentif fiskal maupun nonfiskal. Ia mencontohkan insentif nonfiskal itu antara lain relaksasi peraturan di pasar modal dengan membentuk pasar modal sekunder yang persyaratannya lebih longgar dari pasar utama sehingga lebih mudah bagi pemain baru untuk masuk pasar modal. Selain itu, untuk mendapatkan insentif, dalam penjualan saham publik bagi industri besar dikaitkan dengan keterlibatan mitranya termasuk IKM sebagai pemasok untuk memiliki saham di perusahaan tersebut. "Dengan demikian hubungan yang terjadi tidak hanya sebatas hubungan bisnis, tapi berkembang menjadi hubungan yang lebih tinggi kualitas dan loyalitas. Bagi IKM pemegang saham ada kepastian pasar dan bisa konsentrasi melakukan inovasi dan meningkatkan mutu produk," katanya. Depperin juga mengusulkan agar dalam pembelian saham IKM dibantu kemudahannya antara lain pembelian saham secara kredit dan dibayar dengan keuntungan yang diperoleh IKM. Selain itu pemerintah memberi fasilitas kredit modal kerja dari bank, bagi IKM yang telah membeli saham.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007