Kami yakin bahwa satu-satunya solusi yang realistis untuk konflik antara Israel dan Palestina ada didasarkan kepada dua negara dengan Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel dan negara Palestina sesuai garis batas 1967

Jakarta (ANTARA News) - Uni Eropa menolak ajakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengakui Yerusalem ibu kota Israel dengan menegaskan bahwa solusi dua negara tetap satu-satunya jalan dalam mengatasi konflik Israel-Palestina.

Federica Mogherini, kepala hubungan luar negeri Uni Eropa, bertemu dengan Netanyahu, Senin waktu setempat, di Brussels, yang merupakan kunjungan perdana menteri Israel pertama ke Uni Eropa dalam 22 tahun terakhir.

Pertemuan itu dilangsungkan sekitar satu minggu setelah AS menyatakan akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Langkah ini sontak mengundang kecaman luas dunia, selain bentrok antara demonstran Palestina dengan serdadu Israel.

"Anda sudah tahu pendirian Uni Eropa. Kami yakin bahwa satu-satunya solusi yang realistis untuk konflik antara Israel dan Palestina ada didasarkan kepada dua negara dengan Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel dan negara Palestina sesuai garis batas 1967," kata Mogherini dalam jumpa pers bersama dengan Netanyahu.

"Ini adalah posisi tegas kami dan kami akan terus menghormati konsensus internasional menyangkut Yerusalem sampai status final Kota Suci itu diselesaikan melalui negosiasi langsung antara berbagai pihak," kata dia dalam laman Al-Jazeera.

Sebaliknya Netanyahu memastikan lagi dukungan dia kepada keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyangkut Yerusalem.

"Yerusalem adalah ibu kota Israel. Tak ada yang membatah hal ini. Fakta ini tidak meniadakan perdamaian, sebaliknya membuat perdamain dimungkinkan, karena mengakui realitas adalah substansi perdamaian, ini adalah fondasi perdamaian."


Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017