Jakarta (ANTARA News) - Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) akan memfokuskan tiga kegiatan persiapan pelaksanaan Asian Games mulai Januari 2018.
"Sejumlah kegiatan penting harus kami siapkan pada 2018, antara lain layanan pertandingan, upacara pembukaan-penutupan, dan pengikatan arena pertandingan," kata Ketua INASGOC Erick Thohir dalam Laporan Perkembangan Penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta, Senin malam.
Perwakilan Dewan Olimpiade Asia (OCA), menurut Erick, melakukan pertemuan mingguan dengan pengurus cabang-cabang olahraga guna mengantisipasi persoalan yang mungkin muncul ketika penyelenggaraan pertandingan Asian Games.
"Pengurus cabang olahraga juga akan bertanggung jawab ketika ada hal-hal yang kurang dalam pelaksanaan pertandingan nantinya karena saat ini sudah ada pertemuan rutin dengan perwakilan OCA," kata Erick.
INASGOC, lanjut Erick, juga akan menggelar pertemuan dwi mingguan mulai Januari 2018 terkait persiapan upacara pembukaan dan penutupan.
"Kami sudah punya konsep dan rencana kegiatan dan sudah disetujui dalam rapat kabinet di Istana Bogor. Tapi, upacara pembukaan-penutupan itu akan diumumkan nanti oleh Presiden," katanya.
INASGOC memperkirakan anggaran untuk pembukaan dan penutupan Asian Games ke-18 mencapai 40-50 juta dolar AS atau separuh dari anggaran upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade Rio 2016.
Sekretaris Jenderal INASGOC Eris Herryanto mengatakan sejumlah kontrak pengikatan arena pertandingan sudah dilakukan, antara lain untuk penyediaan Pusat Penyiaran Internasional (IBC) dan Media Center dengan membayar uang muka kepada pengelola Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.
"Kami harus melakukan pengikatan pesanan agar arena-arena yang akan kami pakai tidak disewakan kepada pihak lain," kata Eris tentang pemesanan arena Jakarta International Expo Kemayoran dan sejumlah hotel di sekitar kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta.
Selain tiga hal itu, INASGOC juga masih berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terkait pengurus visa yang terintegrasi dengan akreditasi Asian Games 2018.
"China sebagai negara tertutup saja memberlakukan sistem terpadu bagi setiap peserta. Tentu, kami mengharapkan pengurusan visa sebagaimana kebiasaan penyelenggaraan kejuaraan internasional di negara lain," kata Erick Thohir.
(T.I026/B/A026/B/A026) 12-12-2017 03:24:11
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017