"Perang berhenti pada Jumat (8/12) tapi orang yang tewas berjumlah 60," kata Menteri Penerangan Western Lakes Shadrack Bol kepada Xinhua, Selasa pagi. "Sekarang suasana tengah di daerah tersebut dan tak ada bentrokan lagi."
Laporan sebelumnya menyebutkan jumlah korban jiwa akibat bentrokan itu, yang meletus pada 6 Desember, antara Suku Pakam dan Rup, sebanyak 45.
Bentrokan tersebut dipicu oleh Suku Rup, yang menyerang anggota Suku Pakam yang mereka tuduh membuat mereka tersingkir dari tanah mereka yang berada di Kabupaten Malek, kata Bol.
Peristiwa itu terjadi setelah bentrokan mematikan lain baru-baru ini di Negara Bagian Jonglei di bagian tengah Sudan Selatan antara Suku Murle dan Dinka sehingga 69 orang tewas dan sejumlah orang lagi cedera.
Sudan Selatan terjerumus ke dalam kerusuhan pada Desember 2013, setelah pertikaian politik antara Presiden Salva Kiir dan mantan wakilnya Riek Machar mengakibatkan perpecahan di dalam tubuh Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA). Prajuris militer Sudan Selatan terlibat pertempuran berdasarkan garis suku mereka.
Kesepakatan Perdamaian 2015 untuk mengakhiri konflik itu melemah setelah pertempuran baru meletus pada Juli 2016 dan memaksa pemimpin pemberontak meninggalkan ibu kota negeri tersebut.
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017