"Target dari pusat adalah 1,2 juta akseptor atau sapi betina yang diinseminasi," ujar Gubernur Jatim Soekarwo di sela Rapat Koordinasi Teknis Nasional II Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI di Surabaya, Senin.
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, menjelaskan implementasi program Upsus Siwab perlu memperhatikan ketersediaan dan kualitas sumber daya manusia yang tersedia dalam implementasi program ini sebanyak 4.816 orang.
SDM tersebut, kata dia, terdiri dari petugas medik, petugas paramedik veteriner, petugas inseminator, petugas pemeriksa kebuntingan, petugas ATR, dan petugas pelaporan ISIKHNAS.
"Pelatihan-pelatihan harus sering diagendakan agar kemampuan petugas di lapangan bisa memenuhi standar yang ada," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Upaya penambahan jumlah sapi memang penting, namun pemenuhan gizi ternak juga harus dioptimalkan karena berdasarkan data, impor hasil penggilingan termasuk pakan ternak skalanya masih tinggi.
"Apalagi di Jatim ketersediaan lahan untuk pembuatan pakan ternak sangat terbatas. Makanan ternak ini masih kendala serius bagi Jatim," katanya.
Karena itulah ia mengusulkan perlu dilakukan metode tumpang sari dengan Perhutani melalui program Pembangunan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dan hutan sosial yang sudah dicanangkan Presiden RI digunakan untuk penghijauan pakan ternak.
"Ke depan saya harapkan bisa muncul hutan-hutan ternak sehingga kebutuhan pakan ternak bisa tercukupi lewat produksi yang dihasilkan di hutan," katanya.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017