"Indeks Penjualan Riil sebesar 202,3 atau tumbuh 2,2 persen pada Oktober 2017, lebih tinggi dibandingkan 1,8 persen pada September 2017," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman di Jakarta, Senin.
Berdasarkan hasil survei penjualan eceran, di kelompok makanan terjadi kenaikan pada penjualan produk makanan jadi sebesar 17,2 persen (yoy) dan tembakau sebesar 15,5 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan September 2017 yang masing-masing sebesar 13,8 persen (yoy) dan 4,9 persen (yoy).
Agusman merinci, jika dibandingkan secara bulanan (month to month/mtm), penjualan ritel Otober 2017 juga tumbuh 0,6 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan September 2017 yang minus 0,4 persen (mtm).
"Mayoritas kelompok komoditas mengalami peningkatan penjualan, terutama pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor yang naik 3,8 persen (mtm), atau lebih tinggi dari -2,9 persen (mtm) bulan sebelumnya, diikuti kelompok barang lainnya yang naik menjadi 1,2 persen (mtm) dari -4,4 persen (mtm)," ujarnya.
Bank Sentral memperkirakan penjualan rill akan berlanjut tumbuh pada November 2017. Pasalnya, Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2017 sebesar 207,6 atau tumbuh 2,9 persen (yoy), yang didorong perbaikan penjualan kelompok non-makanan.
Survei Penjualan Eceran BI juga menunjukan adanya tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran pada Januari 2018.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017