"Dear God, please let them be nice to him." (Ya Tuhan, semoga mereka berlaku baik kepadanya)
Kalimat itu diucapkan dengan penuh harap oleh Isabel Pullman (diperankan aktris kawakan Julia Roberts), ibunda dari August Pullman (Jacob Tremblay).
August, yang panggilan akrabnya adalah "Auggie", merupakan anak berusia 10 tahun yang memiliki kelainan bentuk rupa wajah dibandingkan anak-anak lainnya.
Kelainan tersebut membuat tampilan wajahnya sangat berbeda dengan anak-anak lainnya, hasil dari belasan operasi yang dijalaninya sejak dirinya dilahirkan ke dunia ini.
Karena itu, tidak heran bila sang ibu menyekolahkan Auggie di rumahnya sendiri atau "home schooling", hingga akhirnya dia berada di kelas lima.
Setelah berdebat panjang dengan sang suami, Nate Pullman (Owen Wilson), akhirnya mereka memutuskan sudah saatnya Auggie dimasukkan ke sekolah umum.
Sebelum memasuki musim ajaran baru, Auggie dibawa terlebih dahulu ke calon sekolahnya dan menemui sang kepala sekolah yang simpatik, Mr Tushman (Mandy Patinkin).
Dalam pertemuan tersebut, Mr Tushman mengenalkan Auggie dengan beberapa anak lainnya, seperti Jack Will (Noah Jupe), dan Julian Albans (Bryce Geishar).
Jack Will adalah anak dari keluarga kelas menengah yang berhasil masuk ke sekolah swasta tersebut karena berhasil mendapat beasiswa.
Sedangkan Julian Albans adalah anak dari keluarga elite yang selalu membanggakan diri akan kekayaan yang dimiliki olehnya dan anggota keluarganya.
Sejak hari pertama dia masuk sekolah, berbagai cobaan menerpa Auggie, seperti sorotan mata yang menusuk dari anak-anak yang lain, hingga hinaan dan cercaan dari Julian dan gangnya.
Namun, Auggie dapat melewatinya, selain dari dukungan orangtua dan kakaknya, Olivia (Izabela Vidovic), juga karena Jack Will yang mau bergaul dan datang ke rumah Auggie.
Tentu saja jalan kehidupan tidak semudah membalik telapak tangan, dan Auggie terus mendapatkan rintangan, seperti retaknya persahabatan antara Auggie dan Jack.
Setiap karakter
Salah satu keunikan dalam film berdurasi 113 menit itu adalah tidak seluruhnya berpusat kepada kisah Auggie, karena ada pula bagian-bagian yang mengisahkan setiap karakter yang ada di sekitar Auggie.
Seperti kisah sang kakak, Olivia, yang ternyata meski memiliki kesabaran dalam menghadapi Auggie yang kerap sakit-sakitan, di sisi lain dia juga merasa cemburu dengan perhatian yang besar yang diberikan kedua orangtuanya kepada sang adik.
Belum lagi, persahabatannya dengan kawan sejak masa kecil, Miranda (Danielle Rose Russell), retak karena setelah liburan musim panas, Miranda tiba-tiba menjauh dari Olivia.
Ternyata film itu juga tidak menampilkan sosok Miranda hanya sebagai anak remaja yang jahat karena memutuskan tali persahabatan dengan Olivia, karena ada bagian khusus "Miranda" yang juga mengisahkan mengenai penyebab perubahan sikapnya tersebut.
Dengan penjabaran kisah latar belakang dalam sejumlah sosok yang berkaitan dengan Auggie, penonton juga dapat memahami dan menimbulkan rasa simpati kepada masing-masing karakter yang muncul dalam cerita.
Namun, meski ada bagian dari beberapa karakter penting, film yang disutradarai Stephen Chbosky itu juga memiliki sejumlah "lubang", seperti tidak dijelaskan secara terperinci apa pekerjaan dari sang ayah.
Hal tersebut karena sepanjang film, yang diperlihatkan kepada penonton dari sosok sang ayah adalah seseorang lelaki yang biasanya memakai dasi dan jas kerja, serta suka bermain Xbox dengan anaknya.
Akting yang baik
Dari segi akting, setiap pemeran berhasil menampilkan akting yang baik, seperti Jacob Tremblay yang berhasil memainkan peran seorang anak "buruk rupa" tapi tidak terjebak kepada kecengengan semata.
Begitu pula Julia Roberts yang berhasil membawakan peran sebagai ibu yang terus berjuang dan menemani Auggie, serta sangat peduli dengan apapun yang terjadi pada sang anak.
Pujian juga layak dilayangkan kepada Izabela, yang masih berusia 16 tahun, tapi sukses berperan sebagai seorang kakak yang meski memendam rasa cemburu, tetapi tetap menyayangi adiknya.
Keunggulan lainnya dari "Wonder" juga ada banyak kutipan positif yang bisa diambil, dan dijadikan nasihat terutama bagi setiap orang dalam menghadapi permasalahan dalam hidupnya.
Misalnya, Auggie yang mengatakan bahwa "I think there should be a rule that everyone in the world should get a standing ovation at least once in their lives." (Aku rasa seharusnya ada aturan bahwa setiap orang di dunia seharusnya mendapatkan tepuk tangan membahana setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka).
Atau, sang kepala sekolah yang berpidato di akhir tahun ajaran bahwa "Courage. Kindness. Friendship. Character. These are the qualities that define us as human beings, and propel us, on occasion, to greatness."
(Keberanian. Kebaikan. Persahabatan. Karakter. Itu adalah kualitas yang mendefinsikan kita semua sebagai manusia, dan melesatkan diri kita, sesekali, kepada keagungan).
Begitu pula ketika Auggie yang menangis karena tidak tahan diejek sebagai anak yang sangat jelek tampangnya, sang ibu mengatakan "You are not ugly, and anyone who cares to know you will see that" (kamu tidaklah buruk, dan siapapun yang peduli untuk mengenalmu akan mengetahui hal itu).
Kutipan berharga lainnya adalah ketika sang guru kelas Auggie, Mr Browne menuliskansalah satu prinsip yang dipegang teguh oleh dirinya adalah "When given the choice between right or being kind, choose kind." (Ketika diberikan pilihan antara berbuat benar atau berbuat baik, pilihlah kebaikan).
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017