Zulkifli Hasan saat pelantikan pengurus Partai Amanat Nasional (PAN) Sumut di Gelanggang Remaja Medan, Minggu, mengatakan kesalahpahaman itu melanda hampir semua bidang, mulai dari keagamaan hingga perpolitikan.
Ia mencontohkan salam bidang keagamaan, kesalahpahaman tersebut telah memunculkan kesan intoleransi, termasuk dalam menyikapi kekurangan atau kekhilafan pihak lain.
Zulkifli Hasan mengharapkan seluruh elemen bangsa mampu bersikap bijaksana terhadap perkembangan yang terjadi, termasuk hal-hal yang kurang disepakati
Ia mencontohkan penolakan sekelompok orang di Bali terhadap kunjungan Ustadz Abdul Somad yang akan menyampaikan dakwah di Pulau Dewata tersebut.
"Jangan marah kepada semua orang Bali, banyak orang Bali yang baik, itu hanya oknum," katanya.
Dalam kehidupan beragama, rakyat Indonesia harus mampu menunjukkan sikap saling menghormati yang telah ditunjukkan para pendahulu bangsa ketika mendirikan Indonesia.
"Masalah agama dam suku sudah selesai puluhan tahun lalu. Tidak perlu diperbesar, `lakum dinukum walia din`, agamamu agamamu, agamaku agamaku, saling menghormati," ujar mantan Menteri Kehutanan itu.
Dalam perpolitikan, Zulkifli Hasan juga mengkhawatirkan ada kekeliruan pemahaman dalam berpolitik dengan lebih mengedepankan ego kelompok dan mengabaikan nilai kebangsaan.
Politikus PAN tersebut mengungkapkan kekaguman atas pemahaman rakyat Rusia dalam berpolitik yang lebih mengedepankan nasionalisme.
"Orang Rusia marah kalau ditanya parpolnya. Bagi orang Rusia, Rusianya diatas, partai nomor dua. Kita terbalik," katanya.
Menurut dia, berpartai hanya sarana untuk mengadu konsep dan ketangkasan dalam kehidupan berbangsa serta wadah untuk mendukung perwujudan cita-cita bangsa.
"Parpol hanyalah media, di atas itu semua, kita adalah Indonesia," ujar Zulkifli Hasan.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017